PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT DALAM ISLAM
A.
Pentingnya Pendidikan dalam Islam
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling
sempurna. Manusia memiliki keistimewaan yaitu memiliki akal dan pikiran. Akal
dan pikiran tersebut harus dimanfaatkan sebagai wujud rasa syukur kepada Allah.
Salah satu caranya yaitu dengan menuntut ilmu melalui berbagai macam proses
pendidikan.
Setiap muslim dan
muslimah berkewajiban untuk menuntut ilmu/ belajar, baik ilmu tentang hal-hal
dunia maupun ilmu yang mempelajari tentang urusan akhirat. Ilmu-ilmu tentang
hal-hal di dunia antara lain Matematika, Fisika, Kimia, Bahasa, dan sebagainya.
Ilmu-ilmu yang mempelajari tentang urusan akhirat yaitu ilmu agama, yaitu agama
Islam. Kedua ilmu tersebut harus seimbang sehingga kehidupan dunia dan akhirat
kita juga akan seimbang. Nabi Muhammad S.A.W. bersabda:
“Menuntut ilmu itu kewajiban bagi setiap muslimin dan
muslimat.”
Setiap manusia
tentu mendambakan kebahagiaan baik dunia maupun akhirat. Manusia tidak akan
bisa mengharapkan datangnya kebahagiaan tanpa menuntut ilmu. Dalam hal ini, Nabi
Muhammad S.A.W bersabda:
“Barang siapa yang menghendaki (kebahagiaan) dunia maka
hendaklah ia berilmu dan baragsiapa yang menghendaki (kebahagiaan) akhirat maka
hendaklah ia berilmu dan baragsiapa yang
menghendaki kedua-duanya maka ia pun harus berilmu.”
Manusia tidak akan
bisa menjaga diri kita kalau tidak memiliki ilmu. Hal ini telah dijelaskan
dalam firman Allah yang artinya:
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi
semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di
antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (Q. S. At Taubah:
122).
Pentingnya pendidikan telah dicontohkan oleh Allah pada
wahyu pertama, yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5 yang artinya :
Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ayat tersebut mengandung banyak isyarat-isyarat
pendidikan dan pengajaran dengan makna luas dan mendalam. Prilaku Nabi Muhammad
saw sendiri, selama hayatnya sarat dengan nilai-nilai pendidikan yang tinggi. Nama
Muhammad berdagang dengan ilmu dan berdakwah juga dengan ilmu.
Dalam ajaran Islam, pendidikan menduduki posisi yang
sangat penting. Mengingat bahwa keberadaan manusia di dunia ini mengemban tugas
dan tanggung jawab baik sebagai hamba Allah maupun sebagai khalifah di bumi.
Kedua tugas tersebut merupakan satu kesatuan yang terintegrasi di dalam perilaku
seseorang.
Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk
manusia yang bertakwa kepada Allah. Yaitu dengan menyelaraskan aktivitas ibadah
dalam konteks hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia,
dan hubungan manusia dengan alam sekitar.
Dalam Islam, pendidikan
sangat penting sebagai upaya menanamkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai
Islam pada kehidupan nyata melalui pribadi-pribadi muslim yang beriman dan
bertakwa, sesuai dengan harkat dan derajat kemanusiaan sebagai pemimpin bumi.
Penghargaan Allah terhadap orang-orang yang berilmu dan berpendidikan
dilukiskan pada ayat berikut:
“Hai orang-orang beriman apabila
kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. Al
Mujadalah: 11).
Dalam Islam, pentingnya pendidikan tidak semata-mata
mementingkan individu, melainkan erat kaitannya dengan kehidupan sosial
kemasyarakatan. Selain itu, penting
bagi manusia untuk mendapatkan pendidikan dan ilmu untuk mencapai surga Allah
S. W. T. Dalam hal ini Nabi Muhammad S. A. W. bersabda:
“Barangsiapa yang meniti jalan untuk menuntut ilmu maka
Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”
B.
Konsep Pendidikan dalam Islam
Pendididikan
dalam Islam berlandaskan pada semua yang berada di dalam Al Quran dan Hadist. Ilmu
yang diperoleh dari pendidikan juga wajib disebarluaskan kepada orang lain. Dimulai
dari diri sendiri untuk mengikuti semua aturan dalam Islam yang diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, apabila telah menuntut ilmu, maka wajib
untuk menyebarluaskan dan mengamalkannya. Ilmu yang tidak digunakan maka lama
kelamaan akan terhapus dari ingatan manusia. Sebagaimana Rasulullah S.A.W
bersabda:
“Barangsiapa yang
mengajarkan ilmu, maka baginya pahala sebagaimana orang yang mengamalkannya
tidak kurang pahala bagi orang yang mengamalkannya.”
Apabila
manusia mengajarkan ilmu yang telah mereka dapat, maka mereka akan memperoleh
pahala seperti saat mengamalkan ilmu tersebut. Bila ilmu yang dimiliki tidak diajarkan,
maka percuma saja memiliki ilmu sehingga ilmu tersebut hanya sia-sia. Sebagaimana
Rasulullah S.A.W. bersabda:
“Seseorang tidak
dikatakan berilmu sehingga ia mengamalkan ilmunya itu.”
“Ilmu yang tidak
diamalkan laksana pohon tidak berbuah.”
Konsep pendidikan dalam Islam
menghendaki kesempurnaan kehidupan yang tuntas, sesuai dengan firman Allah pada
surat Al Baqarah ayat 208, yang artinya :
”Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam
Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.
Konsep pendidikan dalam Islam
berorientasi kepada pembentukan kepribadian muslim secara utuh dan menyeluruh.
Tujuannya tidak sebatas dunia, melainkan menjangkau akhirat kelak. Dengan
dilandasi kesadaran dan keyakinan bahwa manusia berasal dari Allah, dan akan
kembali kepada-Nya untuk mempertanggungjawabkan amalnya selama hidup di dunia.
Konsep belajar/ pendidikan dalam Islam
berkaitan erat dengan lingkungan dan kepentingan umat di seluruh dunia. Dalam
proses pendidikan senantiasa dihubungkan dengan kebutuhan lingkungan, dan
lingkungan dijadikan sebagai sumber belajar. Seorang peserta didik yang diberi
kesempatan untuk belajar yang berwawasan lingkungan akan menumbuhkembangkan
potensi manusia sebagai pemimpin.
Setiap manusia berhak dan wajib untuk
memperoleh pendidikan. Tidak memandang perbedaan status, ras, warna kulit, dan
sebagainya.
You're welcome
ReplyDelete