Ketika Peran Orang Tua Sudah tidak Berfungsi (Edisi Revisi)
Orang tua, terdiri dari ayah dan ibu. Orang
tua dan anak itulah yang disebut keluarga. Keluarga adalah tempat anak
memperoleh pendidikan yang pertama dan utama. Peran orang tua sangat
berpengaruh terhadap kehidupan anak. Dari orang tua, seorang anak pertama kali menglami
proses belajar. Belajar berbicara, belajar bergerak, berjalan, dan berlari. Belajar
mengenal aneka rasa, warna, bentuk, bunyi, dan suara. Orang tua lah yang
meletakkan dasar atau fondasi untuk kepribadian anak. Dari tingkah laku, cara
berbicara, sopan santun, cara mengatasi masalah, dan sebagainya. Orang tua juga
sangat berperan dalam membangun benteng pertahanan bagi anak agar tidak
terpengaruh dampak negatif dari arus globalisasi.
Orang tua sangat berperan dalam
menyediakan gizi yang cukup bagi tumbuh kembang anak. Orang tua adalah
pelindung bagi anak baik terhadap kekerasan fisik maupun psikis. Orang tua
sebagai peran utama dalam memberikan kasih sayang kepada anak. Orang tua juga
lah yang harus mengenalkan tentang anggota tubuh yang harus dilindungi dan
tidak boleh ada yang menyentuhnya.
Lalu,
bagaimanakah dan apa yang terjadi apabila peran orang tua tersebut di atas
tidak berjalan dengan yang seharusnya?
Perkembangan zaman semakin tidak terkendali.
Orang tua harus ekstra bekerja keras untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga
yang semakin hari semakin beragam. Ibarat pergi
pagi pulang pagi. Banyak anak yang ditinggalkan orang tuanya merantau ke
luar daerah bahkan menjadi TKI atau TKW di luar negeri hanya demi sesuap nasi
keluarganya. Anak hanya dititipkan kepada si nenek. Tidak jarang pasangan ayah
dan ibu tersebut yang berpisah lantaran terpisah jarak dan waktu yang relatif
lama. Anaklah yang menjadi korban ketika ayah dan ibu tersebut saling melempar
tanggung jawab. Belum ditambah lagi ketika ayah dan ibu tersebut memiliki
keluarga lagi masing-masih. Pada akhirnya anaklah yang menjadi korban. Hanya diasuh
oleh sang nenek yang seharusnya menikmati masa tuanya tetapi harus mengurus
cucunya semampu dirinya. Sungguh membayangkannya pun sangat pelik sekali.
Ada lagi anak petani penggarap sawah. Pagi-pagi
buta sebelum anak-anak bangun, ayah dan ibu petani sudah berangkat ke sawah
tanpa sempat mempersiapkan sarapan. Anak-anaknya diberi uang jajan seadanya
untuk sarapan di sekolah yang makanannya juga seadanya. Nasi dan mie rebus yang
sering dikonsumsi setiap pagi. Pulang sekolah ayah dan ibu itu masih di sawah. Sorenya,
ayah dan ibu itu sudah terlalu lelah untuk sekedar memantau anaknya. Anak yang
terkorbankan.
Tidak ada bedanya pula dengan anak
pekerja kantoran yang harus bekerja dari pagi hingga sore hari, bahkan di rumah
pun harus lembur sampai malam. Waktu untuk anak pun semakin berkurang.
Ketika orang tua tidak berperan
semestinya, anak mengalami perbedaan terutama psikologisnya. Anak yang
semestinya setiap pagi ada sarapan dan mendapatkan pelukan dari ibu, anak yang
seharusnya setiap pulang sekolah disambut oleh ibu dengan makan lezat di meja
dan ditanya apa yang dialami di sekolah hari itu, anak yang seharusnya setiap
malam belajar bersama ayah dan ibunya dan mendapatkan ucapan selamat tidur. Waktu
sebelum tidur adalah waktu menasehati anak paling baik. Saat anak setengah
tertidur juga sangat baik untuk menasehati anak. Ketika semua itu tidak
didapatkan, anak akan tumbuh menjadi tidak terarah. Mandiri ya mandiri, tapi
kurang bimbingan. Terawat seperti tak terawat.
Ketika orang tua tidak berperan, anak
tidak akan memiliki fondasi kepribadian yang kokoh. Ia akan cenderung mudah
terpengaruh oleh lingkungan. Apalagi lingkungan yang buruk. Lingkungan yang
buruk memiliki pengaruh lebih kuat daripada lingkungan yang baik. Lingkungan yang
buruk tidak akan berpengaruh kuat bila ada dasar yang kuat yang telah dibangun
keluarganya yaitu agama.
Ketika orang tua tidak lagi berperan,
anak cenderung berlari ke hal-hal yang negatif ketika menghadapi masalah. Ia akan
cenderung mencari pelampiasan dan memiliki dunia sendiri untuk mencari
kebahagiaannya sendiri. Anak tidak lagi memiliki tumpuan untuk menjadi lebih
baik.
Seorang anak pada mulanya belajar dari
melihat dan meniru. Orang tua adalah yang paling dekat dengan anak. Bila orang
tua tidak terlihat oleh anak, siapa lagi yang akan ditiru selain orang-orang
luar yang dekat dengannya. Bila orang tua terlihat oleh anak namun memberikan
contoh tidak baik, maka jangan salahkan anak bila sama-sama memiliki tingkah
laku yang tidak baik.
Apabila terlihat ada keluarga yang
orang tuanya memberikan perhatian penuh, didikan yang baik, lingkungan yang
baik, tetapi si anak tetap bermasalah, saya yakin pasti ada miss komunikasi antara orang tua dan
anak. Ada jarak antara orang tua dan anak yang tidak kita ketahui yang
menyebabkan hal-hal negatif masuk ke anak.
Dalam tulisan ini, menyoroti ketika
peran orang tua sudah tidak berperan. Saya percaya masih banyak orang yang
sadar tentang peran serta orang tua dalam kehidupan seorang anak. Saya percaya
masih banyak orang tua yang memahami perannya dan bisa membagi waktu sesuai
dengan yang seharusnya.
Sesibuk apapun sebagai orang tua, anak adalah amanah yang harus dijaga. Allahlah yang akan mencukupkan. Kerja keras boleh, tetapi amanah harus tetap dijaga dengan baik. luangkan waktu untuk anak. Perhatikan perkembangan anak baik fisik maupun psikis. Perhatikan dan bimbing cara berbicara, cara bersikap, cara memecahkan masalah dengan tegas namun tetap lemah lembut.
....
Solusinya ?
Saya tidak pernah menyalahkan orang tua. Saya juga paham bahwa apapun yang dilakukan orang tua semua berawal dari ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Lingkungan yang salah maupun pergaulan yang salah harus mendapat perhatian orang tua. Orang tua harus memiliki kepekaan yang lebih lagi terhadap anak, terhadap masalah anak, terhadap lingkungan anak. Dan kepekaan itu harus dilatih dengan kualitas bertemu dan berinteraksi dengan anak. Orang tua dengan anak tidak boleh ada miss komunikasi yang terlalu lama. Orang tua harus paham ketika anak berbohong dan ketika anak berkata jujur. Orang tua harus tau ketika anak marah, sakit, atau hanya sekedar mencari perhatian.
Sering-seringlah menyediakan makanan untuk anak dengan hasil olahan sendiri atau bersama anak. Selain itu, sering-seringlah makan bersama anak. Dari makanan tersebut muncullah ikatan batin antara orang tua dan anak. Seperti saat bayi dilahirkan, sang ibu dianjurkan untuk menyusui dengan ASI. Selain ASI pertama mengandung colostrum yang bermanfaat untuk tubuh, menyusui dapat membentuk dan mempererat ikatan batin antara ibu dan anak. Ketika anak sudah tidak mengkonsumsi ASI, maka orang tua dapat mempererat hubungan dengan masakan makanan yang disajikan sendiri.
Sesibuk apapun orang tua, usahakan untuk menyajikan sarapan untuk buah hati. Usahakan untuk makan malam bersama. Untuk para pekerja dengan shift malam, manfaatkan waktu libur kerja untuk makan bersama dan jalan-jalan. Berbicara dari hati ke hati.
Usahakan bertanya pada anak apa yang terjadi hari ini atau kemarin.
Beri contoh untuk bersikap baik dan bertutur kata yang baik.
Yang paling utama bangunlah pondasi agama yang kuat dengan anak. Membiasakan beribadah bersama salah satunya.
Bila berjauhan, seringlah memberi kabar walau hanya sekadar bertanya kepada anak, sudah makan apa belum, ada PR apa, dan sebagainya.
Kenalilah apa yang disukai dan tidak disukai anak. Kenalilah kekurangan dan kelebihan anak. Setiap anak itu unik. Memiliki perbedaan dan keahlian masing-masing. Ketika orang tua tidak memahami kelebihan dan kekurangan anak maka hanya akan membuat stress anak.
Berusahalah menjauhkan hal-hal negatif untuk anak. Arahkanlah untuk kegiatan yang lebih positif seperti olahraga dan bermain tradisional bersama. Banyak sekali permainan tradisional yang dapat dimainkan bersama anak.
Temani anak saat belajar.
Letakkan HP saat sedang bersama anak.
Mungkin hanya itu yang dapat saya sampaikan. Saya juga mengharapkan muncul berbagai saran penyelesaian sehingga orang tua dan pra calon orang tua dapat menjadi orang tua yang hebat yang bisa mengarahkan anak menjadi lebih baik. Anak adalah generasi penerus bangsa yang harus diselamatkan.
Usahakan bertanya pada anak apa yang terjadi hari ini atau kemarin.
Beri contoh untuk bersikap baik dan bertutur kata yang baik.
Yang paling utama bangunlah pondasi agama yang kuat dengan anak. Membiasakan beribadah bersama salah satunya.
Bila berjauhan, seringlah memberi kabar walau hanya sekadar bertanya kepada anak, sudah makan apa belum, ada PR apa, dan sebagainya.
Kenalilah apa yang disukai dan tidak disukai anak. Kenalilah kekurangan dan kelebihan anak. Setiap anak itu unik. Memiliki perbedaan dan keahlian masing-masing. Ketika orang tua tidak memahami kelebihan dan kekurangan anak maka hanya akan membuat stress anak.
Berusahalah menjauhkan hal-hal negatif untuk anak. Arahkanlah untuk kegiatan yang lebih positif seperti olahraga dan bermain tradisional bersama. Banyak sekali permainan tradisional yang dapat dimainkan bersama anak.
Temani anak saat belajar.
Letakkan HP saat sedang bersama anak.
Mungkin hanya itu yang dapat saya sampaikan. Saya juga mengharapkan muncul berbagai saran penyelesaian sehingga orang tua dan pra calon orang tua dapat menjadi orang tua yang hebat yang bisa mengarahkan anak menjadi lebih baik. Anak adalah generasi penerus bangsa yang harus diselamatkan.
menjadi orang tua masa kini itu serba susah harus pintar mengikuti perkembangan zaman. Tak bisa sepenuhnya menyalahkan orang tua ketika anak "nakal".. karena walau udah dididik dirumah.. tapi anak juga terimbas oleh pergaulan lingkungan..dn terkadang membohongi orang tua.., krn itu org tua harus terus menambah pengetahuannya...
ReplyDeletesalam kenal
salam kenal...terima kasih atas pendapatnya... :)
DeleteTruss?? Solusi konkretnya bagaimana?
ReplyDeletesudah saya tambahkan.. mohon masukannya kembali :)
Delete“Yang paling utama bangunlah pondasi agama yang kuat dengan anak..” nah ini yang ditunggu-tunggu.
DeleteSalam kenal...
Terima kasih atas apresiasinya... salam kenal juga...
DeleteSayangnya banyak orangtua yang tidak sadar bahwa ia tidak berperan baik utk anak-anaknya.
ReplyDeleteAhh, semoga kita bukan bagian dari mereka.
Mari kita perbaiki yang belum baik.. dan melanjutkan yg sudah baik sehingga bisa lebih baik lagi...
Delete