Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

PESAN DAN KESAN UNTUK PARA PENGAMEN


Seringnya bepergian menggunakan bus, membuat saya hafal beberapa tipe pengamen. Pengamen adalah sesorang atau kelompok yang bernyanyi atau bernyanyi sambil diiringi alat musik kemudian mendapatkan uang berupa uang recehan dari orang lain. Mengamen dapat dilakukan di bus atau berkeliling ke rumah-rumah warga.
PENGAMEN CILIK
Pengamen anak-anak sering saya temui ketika musim liburan atau saat bulan puasa. Mereka berbekal alat musik sederhana yang terbuat dari kumpulan tutup botol bekas. Bunyi gemerincing alat tersebut mengiringi pengamen cilik itu bernyanyi. Mirisnya, lagu-lagu yang dinyanyikan oleh pengamen cilik tersebut adalah lagu orang dewasa, bukan lagu anak-anak sesuai usia mereka.

Pengamen cilik yang sok remaja
Pengamen cilik yang sok remaja, mengapa demikian? Dari postur tubuh, perawakan, dan jenis susara, pengamen yang pernah saya temui termasuk masih anak-anak. Namun, dari cara berpakaian dan gaya bicara menunjukkan bahwa dia ingin terlihat lebih dari usianya. Pernah ada yang memberi alat tulis, kepada pengamen jenis ini di dalam amplop yang disediakan pengamen ini. Tetapi, apa yang terjadi? Alat tersebut ditinggalkan dan pengamen tersebut berkata, “Aku ora butuh koyo ngene. Butuhku duwit nggo mangan!” – (Aku nggak butuh kayak gini, butuhku uang buat makan).
Ahh, rasanya geram sekali. Orang tersebut pasti berniat agar dapat digunakan oleh pengamen itu untuk meneruskan sekolahnya. Dan pengamen itu sama sekali tidak menghargai pemberian orang lain.

PENGAMEN REMAJA

PENGAMEN REMAJA ELEGAN
Ketika saya masih kelas 3 SMA saya mengikuti les. Pulang pergi naik bus. Di dalam bus sering bertemu dengan seorang pengamen yang masih muda, penampilannya sopan, bajunya bersih, terlihat segar, murah senyum, dan suaranya bagus. Beliau sering menyanyikan lagu-lagu dari Ebiet G. Ade. Di samping saya juga suka lagu-lagu Ebiet G. Ade, suara pengamen tersebut juga merdu. Beliau tidak pernah meminta kepada para pelajar. Para pelajar selalu dilewatinya. Beliau juga tidak pernah memaksa orang yang tidak mau memberi untuk memberi. Tetapi, tangannya penuh dengan uang pemberian para penumpang. Tanpa memaksa. Tanpa berteriak. Tanpa menyindir. Hanya alunan musik dan lagu yang mengalun merdu.

PENGAMEN REMAJA UGAL-UGALAN
Namanya juga ugal-ugalan. Suka memaksa. Suka nyinyir. Suka menyindir. Suara pun tidak ada merdu-merdunya. Lagu gak jelas. Mending nyanyi lagu anak-anak. Teling pake anting. Tato dimana-mana. Celana sobek-sobek. Kacamata hitam. Hidung diberi anting. Pakai topi. Pakai kalung rantai motor mungkin.
Haduhh, nak...
kakek-kakek yang kamu mintai itu
gayanya jauh lebih kumal darimu
tapi beliau lebih sopan darimu.
Haduh, nak....
Untuk apa uang hasil ngamenmu?
Untuk menggambari semua tubuhmu dengan tato?
Untuk memberi semua tubuhmu dengan anting?
Kakek-kakek dan nenek-nenek yang kamu mintai itu mungkin kerja keras banting tulang hanya untuk mendapatkan uang 1000 rupiah.
Sungguh tegakah dirimu?
Adalagi yang bergerombol, ada satu orang yang merokok dan hanya menari-nari tidak jelas. Sungguh, kasian anak-anak yang melihatnya.

PENGAMEN DEWASA
Pengamen dewasa ini lebih banyak bapak-bapak daripada ibu-ibu. Ada yang kreatif dengan menggunakan sejenis tape dan microphone. Entah bagaimana menyettingnya, tetapi suara bapak-bapak pengamen tersebut benar-benar merdu.
Ada lagi pengamen bapak-bapak yang sombong. Orang sebelah saya memberikan uang. Nah, oleh pengamen tersebut dikembalikan lagi sambil berkata, “Ora ikhlas ora usah ngekeki!” – (Kalau tidak ikhlas tidak usah memberi).
Usut punya usut, orang di sebelah saya tanpa sengaja memberi uang 100 rupiah. Beliau salah mengambil uang karena terburu-buru. Sungguh ada rasa kecewa terpancar di wajah beliau. Pengamen tersebut juga tidak tahu terima kasih dan bersyukur. Coba dipikirkan, bila 100 kali 10 orang tentu sudah jadi seribu. Uang 900 tidak akan jadi 1000 bila kurang 100.

PESAN UNTUK PENGAMEN
  • Kita semua memang bekerja keras untuk rejeki. Mungkin kalian juga terpaksa untuk mengamen. Tetapi, marilah kita saling menghargai.

  • Mohon tidak mengganggu penupang yang sedang tidur. Karena barangkali, hanya di dalam bus lah dia bisa tertidur.

  • Terimalah berapapun dan apapun yang diberikan. Karena sekecil dan sedikit apapun itu ada rejeki Allah dan ridho Allah untuk kalian.

  • Sebaiknya pengamen tidak pernah memaksa dan menekan orang. Karena bisa jadi itu hanya akan menjadi penghalang untuk rejeki kalian.

  • Gunakanlah bahasa yang lembut dan sopan serta pakaian dan penampilan yang sopan. Penampilan yang semrawut hanya akan membuat penumpang takut.

  • Saya mohon, nyanyikanlah lagu-lagu yang dapat dinikmati semua kalangan. Masih banyak penumpang usia anak-anak. Lebih bagus bila yang dinyanyikan lagu anak-anak atau lagu daerah agar semua penumpang bisa lebih mencintai Indonesia.

  • Untuk pengamen yang sudah elegan, sudah baik, kami sebagai penumpang bus mengucapkan terima kasih atas hiburan yang diberikan.


UNTUK PEMERINTAH
Untuk pemerintah kota ataupun pemerintah daerah, sekiranya dapat memberikan bimbingan kepada pengamen agar tidak meresahkan. Sehingga pengamen juga dapat lebih bermanfaat. Untuk pengamen yang meresahkan, sekiranya diberi skors atau sanksi.

NB:
CATATAN TAMBAHAN UNTUK TIM BUS
Mohon tidak memutar video klip yang menampilkan lagu dan gambar usia dewasa. Misalnya, BEBERAPA lagu dangdut. Perlu diingat, di dalam bus tidak hanya ada penumpang remaja dan dewasa, melainkan masih banyak anak-anak di dalamnya. Kami hanya tidak ingin masa depan anak-anak menjadi lebih rusak. Setidaknya dimulai dari hal kecil. Ya seperti itu contohnya. Mungkin lagu anak-anak atau lagu daerah bisa menjadi pilihan.



Tulisan ini hanya untuk sekedar sharing.. digunakan ya syukur.. tidak juga tidak apa-apa.. hanya ingin semua menjadi sedikit lebih baik...

Deena Setyowati
Deena Setyowati Just wanna write what I want to write . . .

Post a Comment for "PESAN DAN KESAN UNTUK PARA PENGAMEN"