Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

PENGARUH KOMUNIKASI GURU DAN SISWA TERHADAP PRESTASI HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH KOMUNIKASI GURU DAN SISWA TERHADAP
PRESTASI HASIL BELAJAR SISWA

ABSTRACT

Process of writing this short paper have a purpose to know positive effect among communication of teacher and students variable to achievement study outcome of students. In process of writing this short paper, a good communication of teacher and students variable have positive effect which need paid more attention in order that can always increase achievement study outcome of students. And beside that there are many other variables which need paid attention for giving support and increase achievement study outcome of students.

Teacher and students is two things which can not be separated. In communication between teacher and student need sending skill, receiving skill, science, and art. A good communication can make warmth between both of them so the instructional situation is more conducive. If the instructional situation is more conducive so it can increase achievement study outcome of students. The achievement study outcome of students with a good communication between teacher and students is better than achievement study outcome of students without a good communication between both of them.

Keywords: communication, teacher, student, achievement study outcome



I.  PENDAHULUAN
Manusia selain sebagai makhluk individual juga sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam berhubungan dengan orang lain maka akan terjadi suatu interaksi. Interaksi tersebut dapat terjadi antara perorangan dengan perorangan, perorangan dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok.
Menurut Jalaluddin Rakhmat (1996: 10), “Bila individu dengan individu berinteraksi terjadi (1) proses belajar yang meliputi aspek kognitif dan afektif (aspek berpikir dan merasa), (2) proses penyampaian dan penerimaan lambang-lambang (komunikasi), dan (3) mekanisme penyesuaian diri seperti sosialisasi, permainan peranan, identifikasi, proyeksi, agresi, dan sebagainya.”
Dalam interaksi tersebut tentu manusia saling bercerita atau mengungkapkan apa yang dipikirkan, apa yang ingin dikatakan, dan apa yang dibutuhkan. Semua itu dilakukan baik dengan bahasa verbal ataupun nonverbal. Dalam berinteraksi antara manusia satu dengan manusia yang lain mereka saling berkomunikasi untuk mengungkapkan hal-hal mereka ingin ungkapkan untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan.
Interaksi dan komunikasi tersebut dapat terjadi dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun. Komunikasi dapat terjadi dimanapun artinya komunikasi dapat terjadi di rumah, di rumah sakit, di kantor, di pasar, di warung, bahkan di sekolah. Komunikasi dapat terjadi kapanpun maksudnya komunikasi itu dapat terjadi ketikat sedang berjualan, saat bermain, saat bekerja, bahkan saat pembelajaran pun juga terjadi komunikasi. Komunikasi dapat terjadi dengan siapapun, maksudnya komunikasi tersebut dapat terjadi antara pembeli dan penjual, teman dengan teman yang lain, ibu dengan anak, suami dengan istri, dan sebagainya. Dalam pembelajaran di sekolah pun juga terjadi komunikasi antara guru dan siswa.


Masih banyak guru yang kurang memperhatikan komunikasi antara guru dan siswa. Masih banyak guru yang belum memahami pentingnya komunikasi guru dan siswa dalam pembelajaran serta pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Untuk itu makalah ini dibuat agar dapat mengetahui apa yang disebut komunikasi, pentingnya komunikasi guru dan siswa, faktor-faktor keberhasilan komunikasi guru dan siswa, kendala-kendala yang dialami saat guru berkomunikasi dengan siswa, dan pengaruh komunikasi guru dan siswa terhadap prestasi hasil belajar siswa, serta faktor-faktor lain yang dapat mendorong untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
II. PEMBAHASAN
A. Komunikasi
Setiap hari manusia berinteraksi dengan orang lain. Setiap terjadi interaksi pasti akan ada komunikasi yang terjadi. Maka setiap hari manusia juga berkomunikasi dengan orang lain. Mereka mengungkapkan apa yang ingin mereka ungkapkan. Mereka mengungkapkan apa yang dirasakan dan apa yang dipikirkan. Menurut Hovand, Janis, dan Kelly (dalam Rakhmat 1996:3) pengertian komunikasi adalah “the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience).
Dalam komunikasi ada dua pihak yang terlibat, yaitu yang disebut komunikator dan pendengar. Komunikator merupakan orang yang mengirimkan pesan dan pendengar adalah orang yang menerima pesan. Komunikasi tersebut bertujuan untuk mengubah tingkah laku orang lain melalui pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada pendengar.
Pesan-pesan yang disampaikan dalam komunikasi dapat disampaikan secara verbal maupun nonverbal. Agus M. Hardjana (2003:22) menyatakan bahwa “Dalam komunikasi sehari-hari 35% berupa komunikasi verbal dan 65% berupa komunikasi nonverbal.”
Komunikasi secara verbal dapat dilakukan dengan lisan, tertulis, maupun melalui media elektronik. Sedangkan komunikasi secara nonverbal dapat dilakukan melalui bahasa isyarat dan bahasa tubuh seseorang.

B. Guru dan Siswa
Guru merupakan orang yang membimbing siswa, memberikan pengetahuan yang mendidik kepada siswa. Tanggung jawab guru sangatlah besar. Guru memiliki tanggung jawab untuk membentuk kepribadian anak yang baik dan cerdas. Guru memiliki banyak fungsi antara lain, guru sebagai motivator, evaluator, fasilitator, dan lain sebagainya. Guru sebagai motivator maksudnya bahwa guru tersebut harus mampu untuk membangkitkan semangat belajar anak. Guru harus mampu memberikan motivasi-motivasi secara tepat sehingga anak menjadi lebih termotivasi.
Guru juga berfungsi sebagai fasilitator dalam hal ini guru harus mengetahui segala karakteristik siswa dan kebutuhan-kebutuhan apa yang diperlukan siswa tersebut sehingga guru dapat mengusahakan fasilitas-fasilitas untuk mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki siswa. Guru sebagai evaluator, guru harus mampu untuk menilai prestasi belajar peserta didik baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Dalam pembelajaran, siswa yang menerima ilmu dari apa yang disampaikan oleh guru. Dalam menerima pelajaran siswa memiliki karakter-karakter yang berbeda yang harus dipahami oleh setiap guru. Setiap siswa memiliki kecerdasan yang berbeda baik itu kecerdasan sosio-emosional, kecerdasan akademis, maupun kecerdasan psikologis.

C. Komunikasi  Guru dan Siswa
Dalam suatu pembelajaran diperlukan adanya hubungan yang baik antara guru dan siswa. Hal tersebut dapat membuat siswa lebih menghargai dan menghormati guru dengan sendirinya. Unsur terpenting dalam suatu hubungan yang baik antara guru dan siswa tersebut adalah kehangatan yang tercipta di dalamnya. Seperti pendapat dari Keith Tronc dan Phil Cullen (1976: 9) yang menyatakan bahwa “The most important element in relationship between teacher and pupil is warmth.” Hubungan yang baik antara guru dan siswa tersebut dapat menciptakan suatu kehangatan yang saling mempererat ikatan antara guru dan siswa. Kehangatan tersebut akan menciptakan suasana yang hangat dan menyenangkan. Dalam hal ini, Syaiful Bahri Djamarah (2005: 2) menyatakan bahwa “Pada hakikatnya guru dan anak didik itu bersatu sebagai ‘Dwitunggal’ yang kokoh.” Guru dan siswa pada hakikatnya merupakan dua raga yang berbeda tetapi disatukan dalam satu jiwa. Jiwa untuk belajar. Untuk memperkokoh dwitunggal tersebut dibutukan suatu komunikasi yang baik antar keduanya.
Paul R. Burden dan David M. Byrd (1999: 232) menyatakan bahwa “there are two aspects to communication: sending skills and receiving skills.” Di dalam suatu komunikasi ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu keterampilan mengirim dan keterampilan menerima. Misalnya ada dua orang yang berkomunikasi agar keduanya dapat berkomunikasi dengan baik maka seseorang sebagai pengirim pesan harus memiliki keterampilan mengirim pesan yang baik. Selain itu seseorang sebagai penerima pesan yang baik harus memiliki keterampilan menerima yang baik. Dalam pembelajaran, komunikasi guru dan siswa juga demikian. Komunikasi guru dan siswa akan baik apabila guru sebagai pengirim pesan atau komunikan memiliki keterampilan mengirim pesan yang baik agar pesan tersebut bisa diterima oleh siswa tersebut. Apabila siswa sebagai pengirim pesan atau komunikan, guru harus memiliki keterampilan menerima pesan yang baik. Hal ini dimaksudkan agar guru dapat mengerti apa yang ingin diungkapkan oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Elizabeth B. Hurlock (1978: 177) yang menyatakan bahwa “Komunikasi dimaksudkan untuk pertukaran pikiran dan perasaan.”
Komunikasi diperlukan guru dan siswa agar guru dapat memahami apa yang ingin diungkapkan dan dirasakan oleh siswa. Tanpa komunikasi, guru tidak mengetahui apa yang dirasakan siswa. Tanpa adanya komunikasi yang baik, pesan yang berupa materi pembelajaran ataupun nasehat-nasehat yang diberikan guru tidak akan diterima dengan baik oleh siswa. Hal ini dikarenakan adanya kesenjangan komunikasi antara keduanya.
Tankard (dalam Wiryanto, 2004: 5) menyatakan bahwa “komunikasi sebagai kombinasi skill, science, and art.” Dalam suatu komunikasi selain dibutuhkan keterampilan dalam mengirimkan pesan dan keterampilan menerima pesan juga dibutuhkan suatu pengetahuan dan seni.
Guru sebagai pengirim pesan atau yang memberikan pesan berupa materi tentu yang pertama yang harus dipenuhi yaitu tentang penguasan materi. Selain penguasaan materi, juga diperlukan pengetahuan tentang berbagai karakteristik siswa yang berbeda-beda. Anak merupakan individu yang unik. Memiliki perbedaan karakter yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini guru harus mengetahui dengan betul tentang kelemahan dan kelebihan masing-masing siswa. Sehingga guru dapat menyesuaikan bahasa yang digunakannya, cepat lambatnya dalam menyampaikan, dan keras lemahnya nada yang digunakan. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa dalam penyampaiannya, dalam suatu komunikasi dibutuhkan suatu seni agar pesan tersebut menjadi lebih menarik dan enak untuk diperhatikan.
Ada suatu seni atau teknik tersendiri saat guru berkomunikasi dengan siswa, misalnya saat guru menjelaskan dan bertanya. Menjelaskan merupakan kegiatan yang selalu ada dalam pembelajaran, baik itu penjelasannya hanya sedikit ataupun banyak. Menjelaskan yaitu ketika guru menyampaikan informasi, menceritakan tentang sesuatu atau menerangkan sesuatu. Wahid Murni (2010: 89) menyatakan bahwa “Komponen-komponen yang diperlukan dalam keterampilan menjelaskan antara lain orientasi, bahasa yang sederhana, contoh yang baik dan sesuai, struktur yang jelas, variasi dalam penyajian, serta latihan dan umpan balik.”
Orientasi yang dimaksud merupakan penjelasan awal yang diperlukan untuk menarik perhatian siswa dan agar siswa mengetahui apa tujuan dari penjelasan yang dilakukan. Dalam menjelaskan diperlukan bahasa yang sederhana sehingga mempermudah siswa memahami materi yang disampaikan. Guru juga harus memperjelas pengucapannya, tidak berbelit-belit, tidak menggunakan kalimat yang terlalu panjang, menggunakan kalimat yang lengkap, serta menghindari kata-kata yang ambigu dan tidak jelas maknanya. Penggunaan bahasa yang berbelit-belit, kalimat tidak lengkap, dan kata-kata yang ambigu tentu akan membuat siswa bingung dan tidak mengerti apa yang disampaikan. Hal ini harus dihindari karena hanya akan membuat siswa menjadi tidak memperhatikan penjelasan dan cenderung membuat siswa gaduh sehingga situasi dan kondisi kelas menjadi tidak kondusif lagi.
Guru dalam menjelaskan sebaiknya juga disertai dengan contoh-contoh yang nyata sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Selain itu guru dalam menjelaskan harus menjelaskannya secara urut dan sistematis sehingga siswa dapat mengetahui mana materi-materi yang utama dan mana yang bukan. Jadi guru harus memberikan penekanan-penekanan pada materi pokok secara jelas agar siswa paham intinya. Terkadang banyak ditemui guru menjelaskan terlalu panjang sehingga siswa tidak mengerti apa inti dari yang disampaikan guru tersebut.
Dalam menjelaskan diperlukan variasi dalam penyajiannya, hal ini dimaksudkan agar penjelasan guru tidak monoton sehingga siswa tidak cepat bosan. Variasi ini dapat dilakukan dengan memberikan selingan-selingan baik berupa informasi yang sederhana maupun informasi yang lucu. Selain itu, variasi dalam penyajiannya dapat berupa penggunaan media-media pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Gerak tubuh atau gesture dan mimik yang bervariasi dan tepat penggunaannya tentu akan membuat siswa tidak cepat bosan. Dalam penjelasan diperlukan umpan balik, jadi guru tidak menjelaskan secara terus menerus tetapi guru juga sesekali memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa agar siswa dapat terus memperhatikan dalam pembelajaran.

Selain keterampilan dalam menjelaskan juga diperlukan keterampilan untuk bertanya kepada siswa. Bertanya merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menggali sebuah jawaban. Dalam bertanya guru harus memperhatikan kejelasan pertanyaan tersebut dan guru harus memperhatikan apakah pertanyaan tersebut benar-benar berkaitan dengan materi yang telah disampaikan. Selain itu guru harus menghindari pertanyaan-pertanyaan yang bertubi-tubi, misalnya satu pertanyaan yang diberikan belom dijawab oleh siswa guru sudah memberikan pertanyaan yang lain. Hal ini akan membuat siswa tidak antusias lagi untuk bertanya. Apabila guru bertanya sebaiknya bisa merata untuk selurh  siswa sehingga siswa menjadi lebih termotivasi untuk menemukan dan mengungkapkan jawabannya. Untuk mencegah agar tidak ada siswa yang diam saja atau tidak mau menjawab serta untuk membangkitkan keberanian siswa untuk menjawab, guru dapat memberikan pertanyaan secara bergilir. 
Komunikasi guru dan siswa merupakan perpaduan antara keterampilan dalam mengirim dan menerima pesan, pengetahuan tentang pesan yang ingin disampaikan, serta seni atau teknik bagaimana menyampaikannya sehingga pesan dapat diterima dengan baik.
Apabila salah satu tidak ada maka pesan yang tersampaikan hanya sebagian saja, tidak dapat maksimal. Misalnya seorang guru memiliki keterampilan menyampaikan dengan baik tetapi tidak didukung dengan pengetahuan dan seni yang baik pula, tentu materi/ pesan yang ingin disampaikan kepada siswa tidak akan tersampaikan dengan baik. Apabila siswa ingin menyampaikan sesuatu kepada guru, guru tersebut memiliki keterampilan menerima yang baik, tetapi tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk menanggapi apa yang disampaikan oleh siswa, maka hal tersebut akan dapat merusak komunikasi guru dan siswa tersebut.
Apabila seorang guru memiliki pengetahuan yang cukup memadai tetapi tidak didukung oleh ketrampilan dan seni yang memadai pula tentu pesan itu tidak akan sampai kepada siswa dengan baik. Kemungkinan akan ada miscommunication diantara keduanya. Jadi perpaduan antara ketrampilan, pengetahuan, dan seni sangat dibutuhkan untuk memerkokoh komunikasi antara guru dan siswa.
Komunikasi antara guru dan siswa tidak hanya guru saja yang selalu mengirimkan pesan kepada siswa. Tetapi juga dari siswa mengirimkan pesan kepada guru. Sehingga terjadi interaksi antara guru dan siswa, guru terhadap siswa dan siswa terhadap guru.

D. Prestasi Hasil Belajar Siswa
Prestasi hasil belajar siswa merupakan hasil akhir yang telah dicapai siswa setelah siswa melaksanakan seluruh kegiatan pembelajaran. Apakah siswa-siswa tersebut telah mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah direncanakan atau tidak.
Untuk mengetahui prestasi hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui kegiatan evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran ini bertujuan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran, untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan, untuk mengetahui apakah siswa telah siap untuk menerima materi selanjutnya, dan menentukan tindak lanjut terhadap anak tersebut.
Evaluasi ada dua, yaitu evaluasi proses dan evaluasi produk. Evaluasi proses dilakukan oleh guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung, sedangkan evaluasi produk merupakan evaluasi pembelajaran yang dilakukan setelah kegiatan pembelajaran. Keduanya sama-sama untuk menilai hasil belajar siswa tetapi untuk evaluasi proses lebih menekankan pada prosesnya atau bagaimana siswa tersebut belajar. Sedangkan untuk evaluasi produk lebih menekankan pada hasil akhir yang diperoleh.
Evaluasi pembelajaran dilakukan pada seluruh aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Evaluasi pada aspek kognitif meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan pengetahuan dan pemahan peserta didik. Jadi kognitif disini lebih kepada teori yang telah dipahami oleh siswa. Aspek afektif merupakan penilaian berdasarkan sikap siswa. Apakah siswa tersebut senang dalam pembelajaran, tekun, dan bertanggung jawab terhadap segala kegiatan pembelajaran. Sedangkan penilaian dari aspek psikomotor lebih menekankan kepada keterampilan siswa. Keterampilan siswa dam melakukan sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran.
Penilaian dapat dilakukan dengan tes maupun nontes. Penilaian dengan tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Tes tertulis dapat berupa pilihan ganda, matching, isian, maupun uraian singkat. Penilaian nontes dapat berupa wawancara dan observasi. Wawancara dan observasi ini lebih menekankan pada evaluasi proses sedangkan untuk yang penilaian tes lebih menekankan pada evaluasi hasil.
Dari hasil berbagai evaluasi tersebut, baik dari evaluasi proses maupun evaluasi hasil dapat diketahui prestasi hasil belajar siswa yang telah dicapai. Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda. Setiap siswa memiliki kelebihan dan kekurangan serta kecerdasan masing-masing, sehingga dapat diketahui prestasi hasil belajar siswa dari hasil evaluasi tersebut. Syaiful Bahri Djamarah (2005: 12) menyatakan bahwa:
ada beberapa tingkatan keberhasilan dalam proses pembelajaran, yaitu (a) istimewa/ maksimal, apabila seluruh bahan materi pembelajaran dapat dikuasai peserta didik; (b) baik sekali/ optimal, apabila sebagian besar (76% sampai dengan 99%) bahan pelajaran dapat dikuasai peserta didik; (c) baik/ minimal, apabila bahan pelajaran dikuasai anak didik hanya 66% sampai dengan 75% saja; dan (d) kurang, apabila bahan pelajaran dikuasai anak kurang dari 60%.
Jadi, siswa dapat dikatakan memiliki prestasi hasil belajar yang baik apabila menguasai minimal 75% dari bahan pelajaran yang disampaikan.

E. Komunikasi  Guru dan Siswa dan Prestasi Hasil Belajar Siswa
Komunikasi guru dan siswa merupakan kegiatan yang terarah saling pengaruh-mempengaruhi sebagai ‘Dwitunggal’ untuk mencapai tujuan pendidikan. Guru dalam menyampaikan  pembelajaran selalu menyisipkan norma-norma dan nilai-nilai agar siswa menjadi berilmu dan juga beriman. Hubungan guru dan siswa berlandaskan sikap saling saling percaya antara guru terhadap siswa dan siswa terhadap guru. Sikap percaya siswa kepada guru inilah yang membuat siswa menghargai dan meniru apa yang dilakukan guru.
Untuk menumbuhkan sikap saling percaya tersebut diperlukan komunikasi yang baik antar keduanya. Dalam mengirim pesan, guru dapat melakukannya dengan memberikan penjelasan atau pertanyaan. Menurut Wahid Murni (2010: 88), “Penjelasan yang diberikan oleh guru dapat dikatakan ‘berhasil’ bila menimbulkan pengertian dalam diri siswa.” Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa apabila hasil belajar siswa baik maka penjelasan yang diberikan oleh guru adalah berhasil dan mudah dipahami siswa. Dan bila hasil belajar siswa jelek maka mungkin penjelasan dari guru kurang dimengerti oleh siswa. Sehingga bila siswa memperoleh hasil belajar yang jelek belum tentu itu merupakan kesalahan siswa.
Penjelasan yang baik membimbing siswa untuk memikirkan tentang teori-teori bahan pembelajaran, membantu siswa dalam memecahkan masalah dalam pembelajaran, mengkomunikasikan gagasan kepada peserta didik. Jadi penjelasan yang baik dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran.
Selain memberikan penjelasan komunikasi dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang baik yang diberikan kepada siswa akan mempermudah dalam mencapai tujuan yang dikehendaki. Pertanyaan yang baik dan jelas tentu membuat siswa lebih tertarik untuk mecari jawabannya daripada pertanyaan yang kurang jelas maksudnya yang hanya akan semakin menambah siswa menjadi bingung.
Penjelasan dan pertanyaan yang baik sangat membantu meningkatkan kualitas komunikasi guru dan siswa menjadi lebih baik lagi. Komunikasi yang baik akan membuat siswa menjadi lebih antusias untuk mengikuti pembelajaran dan membuat siswa untuk selalu merasa ingin tahu lebih lanjut tentang apa yang dipelajari. Hal ini berarti komunikasi guru dan siswa yang baik dapat meningkatkan partisipasi aktif dari siswa. Siswa tidak segan untuk mengungkapkan apa yang menjadi kesulitannya dalam belajar. Apabila partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat maka akan meningkatkan pula prestasi hasil belajar siswa tersebut. Jadi dapat dikatakan apabila komunikasi guru dan siswa itu baik maka akan semakin meningkatkan prestasi hasil belajar siswa baik dari aspek kogniti, afekti, maupun psikomotor. Dan juga komunikasi guru dan siswa itu dapat dikatakan baik apabila prestasi hasil belajar siswa itu baik pula.

III. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penulisan makalah ini, dapat penulis simpulkan bahwa komunikasi antara guru dan siswa sangat mempengaruhi prestasi hasil belajar siswa. Guru dan siswa yang memiliki komunikasi yang baik akan menciptakan suasana yang aman dan nyaman serta penuh kehangatan bagi siswa maupun guru pada saat pembelajaran. Hal ini tentu akan membuat pembelajaran semakin kondusif. Dalam komunikasi yang baik guru memerlukan keterampilan, pengetahuan, dan seni untuk mengirimkan dan menerima pesan dengan baik. Dengan ketrampilan, pengetahuan, dan seni yang dimiliki guru siswa dapat lebih tertarik untuk memperhatikan pembelajaran.

Keterampilan, pengetahuan, dan seni tersebut yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada siswa membuat siswa menjadi lebih mudah memahami apa yang telah disampaikan oleh guru. Bila siswa mampu memahami apa yang disampaikan oleh guru dan bila ada kesulitan siswa tidak canggung untuk meminta bantuan guru maka hal itu tentu akan meningkatkan prestasi hasil belajar siswa, baik itu kognitif, afektif, maupun psikomotor. Siswa juga menjadi lebih semangat dan termotivasi untuk belajar. Apabila komunikasi guru dan siswa itu baik maka akan semakin meningkatkan prestasi hasil belajar siswa baik dari aspek kogniti, afekti, maupun psikomotor. Dan juga komunikasi guru dan siswa itu dapat dikatakan baik apabila prestasi hasil belajar siswa itu baik pula.
Deena Setyowati
Deena Setyowati Just wanna write what I want to write . . .

Post a Comment for "PENGARUH KOMUNIKASI GURU DAN SISWA TERHADAP PRESTASI HASIL BELAJAR SISWA"