PENGARUH KOMUNIKASI GURU DAN SISWA TERHADAP PRESTASI HASIL BELAJAR SISWA
PENGARUH KOMUNIKASI
GURU DAN SISWA TERHADAP
PRESTASI HASIL BELAJAR
SISWA
ABSTRACT
Process of
writing this short paper have a purpose to know positive effect among
communication of teacher and students variable to achievement study outcome of
students. In process of writing this short paper, a good communication of
teacher and students variable have positive effect which need paid more
attention in order that can always increase achievement study outcome of
students. And beside that there are many other variables which need paid
attention for giving support and increase achievement study outcome of
students.
Teacher and
students is two things which can not be separated. In communication between
teacher and student need sending skill, receiving skill, science, and art. A
good communication can make warmth between both of them so the instructional
situation is more conducive. If the instructional situation is more conducive
so it can increase achievement study outcome of students. The achievement study
outcome of students with a good communication between teacher and students is
better than achievement study outcome of students without a good communication
between both of them.
Keywords:
communication, teacher, student, achievement study outcome
I. PENDAHULUAN
Manusia selain sebagai makhluk individual juga
sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat
hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam berhubungan dengan orang lain maka akan
terjadi suatu interaksi. Interaksi tersebut dapat terjadi antara perorangan
dengan perorangan, perorangan dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok.
Menurut Jalaluddin Rakhmat (1996: 10), “Bila individu
dengan individu berinteraksi terjadi (1) proses belajar yang meliputi aspek
kognitif dan afektif (aspek berpikir dan merasa), (2) proses penyampaian dan
penerimaan lambang-lambang (komunikasi), dan (3) mekanisme penyesuaian diri
seperti sosialisasi, permainan peranan, identifikasi, proyeksi, agresi, dan
sebagainya.”
Dalam interaksi tersebut tentu manusia saling
bercerita atau mengungkapkan apa yang dipikirkan, apa yang ingin dikatakan, dan
apa yang dibutuhkan. Semua itu dilakukan baik dengan bahasa verbal ataupun nonverbal.
Dalam berinteraksi antara manusia satu dengan manusia yang lain mereka saling
berkomunikasi untuk mengungkapkan hal-hal mereka ingin ungkapkan untuk
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan.
Interaksi dan komunikasi tersebut dapat terjadi
dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun. Komunikasi dapat terjadi dimanapun
artinya komunikasi dapat terjadi di rumah, di rumah sakit, di kantor, di pasar,
di warung, bahkan di sekolah. Komunikasi dapat terjadi kapanpun maksudnya
komunikasi itu dapat terjadi ketikat sedang berjualan, saat bermain, saat
bekerja, bahkan saat pembelajaran pun juga terjadi komunikasi. Komunikasi dapat
terjadi dengan siapapun, maksudnya komunikasi tersebut dapat terjadi antara pembeli
dan penjual, teman dengan teman yang lain, ibu dengan anak, suami dengan istri,
dan sebagainya. Dalam pembelajaran di sekolah pun juga terjadi komunikasi
antara guru dan siswa.
Masih banyak guru yang kurang memperhatikan komunikasi
antara guru dan siswa. Masih banyak guru yang belum memahami pentingnya
komunikasi guru dan siswa dalam pembelajaran serta pengaruhnya terhadap
prestasi belajar siswa. Untuk itu makalah ini dibuat agar dapat mengetahui apa
yang disebut komunikasi, pentingnya komunikasi guru dan siswa, faktor-faktor keberhasilan
komunikasi guru dan siswa, kendala-kendala yang dialami saat guru berkomunikasi
dengan siswa, dan pengaruh komunikasi guru dan siswa terhadap prestasi hasil
belajar siswa, serta faktor-faktor lain yang dapat mendorong untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa.
II. PEMBAHASAN
A. Komunikasi
Setiap hari manusia berinteraksi dengan orang
lain. Setiap terjadi interaksi pasti akan ada komunikasi yang terjadi. Maka setiap
hari manusia juga berkomunikasi dengan orang lain. Mereka mengungkapkan apa
yang ingin mereka ungkapkan. Mereka mengungkapkan apa yang dirasakan dan apa
yang dipikirkan. Menurut Hovand, Janis, dan Kelly (dalam Rakhmat 1996:3)
pengertian komunikasi adalah “the process
by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to
modify the behavior of other individuals (the audience). ”
Dalam komunikasi ada dua pihak yang terlibat,
yaitu yang disebut komunikator dan pendengar. Komunikator merupakan orang yang
mengirimkan pesan dan pendengar adalah orang yang menerima pesan. Komunikasi
tersebut bertujuan untuk mengubah tingkah laku orang lain melalui pesan-pesan
yang disampaikan oleh komunikator kepada pendengar.
Pesan-pesan yang disampaikan dalam komunikasi
dapat disampaikan secara verbal maupun nonverbal. Agus M. Hardjana (2003:22)
menyatakan bahwa “Dalam komunikasi sehari-hari 35% berupa komunikasi verbal dan
65% berupa komunikasi nonverbal.”
Komunikasi secara verbal dapat dilakukan dengan lisan,
tertulis, maupun melalui media elektronik. Sedangkan komunikasi secara
nonverbal dapat dilakukan melalui bahasa isyarat dan bahasa tubuh seseorang.
B. Guru dan Siswa
Guru merupakan orang yang membimbing siswa,
memberikan pengetahuan yang mendidik kepada siswa. Tanggung jawab guru
sangatlah besar. Guru memiliki tanggung jawab untuk membentuk kepribadian anak
yang baik dan cerdas. Guru memiliki banyak fungsi antara lain, guru sebagai
motivator, evaluator, fasilitator, dan lain sebagainya. Guru sebagai motivator
maksudnya bahwa guru tersebut harus mampu untuk membangkitkan semangat belajar
anak. Guru harus mampu memberikan motivasi-motivasi secara tepat sehingga anak
menjadi lebih termotivasi.
Guru juga berfungsi sebagai fasilitator dalam hal
ini guru harus mengetahui segala karakteristik siswa dan kebutuhan-kebutuhan
apa yang diperlukan siswa tersebut sehingga guru dapat mengusahakan
fasilitas-fasilitas untuk mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki siswa.
Guru sebagai evaluator, guru harus mampu untuk menilai prestasi belajar peserta
didik baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Dalam pembelajaran, siswa yang menerima ilmu dari
apa yang disampaikan oleh guru. Dalam menerima pelajaran siswa memiliki
karakter-karakter yang berbeda yang harus dipahami oleh setiap guru. Setiap
siswa memiliki kecerdasan yang berbeda baik itu kecerdasan sosio-emosional,
kecerdasan akademis, maupun kecerdasan psikologis.
C. Komunikasi Guru dan Siswa
Dalam suatu pembelajaran diperlukan adanya
hubungan yang baik antara guru dan siswa. Hal tersebut dapat membuat siswa
lebih menghargai dan menghormati guru dengan sendirinya. Unsur terpenting dalam
suatu hubungan yang baik antara guru dan siswa tersebut adalah kehangatan yang
tercipta di dalamnya. Seperti pendapat dari Keith Tronc dan Phil Cullen (1976:
9) yang menyatakan bahwa “The most
important element in relationship between teacher and pupil is warmth.” Hubungan
yang baik antara guru dan siswa tersebut dapat menciptakan suatu kehangatan
yang saling mempererat ikatan antara guru dan siswa. Kehangatan tersebut akan
menciptakan suasana yang hangat dan menyenangkan. Dalam hal ini, Syaiful Bahri
Djamarah (2005: 2) menyatakan bahwa “Pada hakikatnya guru dan anak didik itu
bersatu sebagai ‘Dwitunggal’ yang kokoh.” Guru dan siswa pada hakikatnya
merupakan dua raga yang berbeda tetapi disatukan dalam satu jiwa. Jiwa untuk
belajar. Untuk memperkokoh dwitunggal tersebut dibutukan suatu komunikasi yang
baik antar keduanya.
Paul R. Burden dan David M. Byrd (1999: 232) menyatakan
bahwa “there are two aspects to
communication: sending skills and receiving skills.” Di dalam suatu
komunikasi ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu keterampilan mengirim
dan keterampilan menerima. Misalnya ada dua orang yang berkomunikasi agar
keduanya dapat berkomunikasi dengan baik maka seseorang sebagai pengirim pesan
harus memiliki keterampilan mengirim pesan yang baik. Selain itu seseorang
sebagai penerima pesan yang baik harus memiliki keterampilan menerima yang
baik. Dalam pembelajaran, komunikasi guru dan siswa juga demikian. Komunikasi
guru dan siswa akan baik apabila guru sebagai pengirim pesan atau komunikan
memiliki keterampilan mengirim pesan yang baik agar pesan tersebut bisa
diterima oleh siswa tersebut. Apabila siswa sebagai pengirim pesan atau
komunikan, guru harus memiliki keterampilan menerima pesan yang baik. Hal ini
dimaksudkan agar guru dapat mengerti apa yang ingin diungkapkan oleh siswa. Hal
ini sesuai dengan pendapat Elizabeth B. Hurlock (1978: 177) yang menyatakan
bahwa “Komunikasi dimaksudkan untuk pertukaran pikiran dan perasaan.”
Komunikasi diperlukan guru dan siswa agar guru
dapat memahami apa yang ingin diungkapkan dan dirasakan oleh siswa. Tanpa
komunikasi, guru tidak mengetahui apa yang dirasakan siswa. Tanpa adanya
komunikasi yang baik, pesan yang berupa materi pembelajaran ataupun
nasehat-nasehat yang diberikan guru tidak akan diterima dengan baik oleh siswa.
Hal ini dikarenakan adanya kesenjangan komunikasi antara keduanya.
Tankard (dalam Wiryanto, 2004: 5) menyatakan bahwa
“komunikasi sebagai kombinasi skill, science, and art.” Dalam suatu komunikasi selain dibutuhkan keterampilan
dalam mengirimkan pesan dan keterampilan menerima pesan juga dibutuhkan suatu
pengetahuan dan seni.
Guru sebagai pengirim pesan atau yang memberikan
pesan berupa materi tentu yang pertama yang harus dipenuhi yaitu tentang penguasan
materi. Selain penguasaan materi, juga diperlukan pengetahuan tentang berbagai
karakteristik siswa yang berbeda-beda. Anak merupakan individu yang unik.
Memiliki perbedaan karakter yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini guru
harus mengetahui dengan betul tentang kelemahan dan kelebihan masing-masing
siswa. Sehingga guru dapat menyesuaikan bahasa yang digunakannya, cepat
lambatnya dalam menyampaikan, dan keras lemahnya nada yang digunakan. Hal
tersebut juga menunjukkan bahwa dalam penyampaiannya, dalam suatu komunikasi
dibutuhkan suatu seni agar pesan tersebut menjadi lebih menarik dan enak untuk
diperhatikan.
Ada suatu seni atau teknik tersendiri saat guru
berkomunikasi dengan siswa, misalnya saat guru menjelaskan dan bertanya. Menjelaskan
merupakan kegiatan yang selalu ada dalam pembelajaran, baik itu penjelasannya
hanya sedikit ataupun banyak. Menjelaskan yaitu ketika guru menyampaikan
informasi, menceritakan tentang sesuatu atau menerangkan sesuatu. Wahid Murni
(2010: 89) menyatakan bahwa “Komponen-komponen yang diperlukan dalam
keterampilan menjelaskan antara lain orientasi, bahasa yang sederhana, contoh
yang baik dan sesuai, struktur yang jelas, variasi dalam penyajian, serta
latihan dan umpan balik.”
Orientasi yang dimaksud merupakan penjelasan awal
yang diperlukan untuk menarik perhatian siswa dan agar siswa mengetahui apa
tujuan dari penjelasan yang dilakukan. Dalam menjelaskan diperlukan bahasa yang
sederhana sehingga mempermudah siswa memahami materi yang disampaikan. Guru
juga harus memperjelas pengucapannya, tidak berbelit-belit, tidak menggunakan
kalimat yang terlalu panjang, menggunakan kalimat yang lengkap, serta
menghindari kata-kata yang ambigu dan tidak jelas maknanya. Penggunaan bahasa
yang berbelit-belit, kalimat tidak lengkap, dan kata-kata yang ambigu tentu
akan membuat siswa bingung dan tidak mengerti apa yang disampaikan. Hal ini harus
dihindari karena hanya akan membuat siswa menjadi tidak memperhatikan
penjelasan dan cenderung membuat siswa gaduh sehingga situasi dan kondisi kelas
menjadi tidak kondusif lagi.
Guru dalam menjelaskan sebaiknya juga disertai
dengan contoh-contoh yang nyata sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang
disampaikan. Selain itu guru dalam menjelaskan harus menjelaskannya secara urut
dan sistematis sehingga siswa dapat mengetahui mana materi-materi yang utama
dan mana yang bukan. Jadi guru harus memberikan penekanan-penekanan pada materi
pokok secara jelas agar siswa paham intinya. Terkadang banyak ditemui guru
menjelaskan terlalu panjang sehingga siswa tidak mengerti apa inti dari yang
disampaikan guru tersebut.
Dalam menjelaskan diperlukan variasi dalam
penyajiannya, hal ini dimaksudkan agar penjelasan guru tidak monoton sehingga
siswa tidak cepat bosan. Variasi ini dapat dilakukan dengan memberikan
selingan-selingan baik berupa informasi yang sederhana maupun informasi yang
lucu. Selain itu, variasi dalam penyajiannya dapat berupa penggunaan
media-media pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan
menyenangkan. Gerak tubuh atau gesture dan mimik yang bervariasi dan tepat
penggunaannya tentu akan membuat siswa tidak cepat bosan. Dalam penjelasan
diperlukan umpan balik, jadi guru tidak menjelaskan secara terus menerus tetapi
guru juga sesekali memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa agar siswa dapat terus
memperhatikan dalam pembelajaran.
Selain keterampilan dalam menjelaskan juga
diperlukan keterampilan untuk bertanya kepada siswa. Bertanya merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk menggali sebuah jawaban. Dalam bertanya guru
harus memperhatikan kejelasan pertanyaan tersebut dan guru harus memperhatikan
apakah pertanyaan tersebut benar-benar berkaitan dengan materi yang telah
disampaikan. Selain itu guru harus menghindari pertanyaan-pertanyaan yang
bertubi-tubi, misalnya satu pertanyaan yang diberikan belom dijawab oleh siswa
guru sudah memberikan pertanyaan yang lain. Hal ini akan membuat siswa tidak
antusias lagi untuk bertanya. Apabila guru bertanya sebaiknya bisa merata untuk
selurh siswa sehingga siswa menjadi
lebih termotivasi untuk menemukan dan mengungkapkan jawabannya. Untuk mencegah
agar tidak ada siswa yang diam saja atau tidak mau menjawab serta untuk
membangkitkan keberanian siswa untuk menjawab, guru dapat memberikan pertanyaan
secara bergilir.
Komunikasi guru dan siswa merupakan perpaduan
antara keterampilan dalam mengirim dan menerima pesan, pengetahuan tentang
pesan yang ingin disampaikan, serta seni atau teknik bagaimana menyampaikannya
sehingga pesan dapat diterima dengan baik.
Apabila salah satu tidak ada maka pesan yang
tersampaikan hanya sebagian saja, tidak dapat maksimal. Misalnya seorang guru
memiliki keterampilan menyampaikan dengan baik tetapi tidak didukung dengan
pengetahuan dan seni yang baik pula, tentu materi/ pesan yang ingin disampaikan
kepada siswa tidak akan tersampaikan dengan baik. Apabila siswa ingin
menyampaikan sesuatu kepada guru, guru tersebut memiliki keterampilan menerima
yang baik, tetapi tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk menanggapi apa
yang disampaikan oleh siswa, maka hal tersebut akan dapat merusak komunikasi
guru dan siswa tersebut.
Apabila seorang guru memiliki pengetahuan yang
cukup memadai tetapi tidak didukung oleh ketrampilan dan seni yang memadai pula
tentu pesan itu tidak akan sampai kepada siswa dengan baik. Kemungkinan akan
ada miscommunication diantara
keduanya. Jadi perpaduan antara ketrampilan, pengetahuan, dan seni sangat
dibutuhkan untuk memerkokoh komunikasi antara guru dan siswa.
Komunikasi antara guru dan siswa tidak hanya guru
saja yang selalu mengirimkan pesan kepada siswa. Tetapi juga dari siswa
mengirimkan pesan kepada guru. Sehingga terjadi interaksi antara guru dan
siswa, guru terhadap siswa dan siswa terhadap guru.
D. Prestasi Hasil
Belajar Siswa
Prestasi hasil belajar siswa merupakan hasil akhir
yang telah dicapai siswa setelah siswa melaksanakan seluruh kegiatan
pembelajaran. Apakah siswa-siswa tersebut telah mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
yang telah direncanakan atau tidak.
Untuk mengetahui prestasi hasil belajar siswa
dapat dilakukan melalui kegiatan evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran
ini bertujuan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran, untuk
mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah
disampaikan, untuk mengetahui apakah siswa telah siap untuk menerima materi
selanjutnya, dan menentukan tindak lanjut terhadap anak tersebut.
Evaluasi ada dua, yaitu evaluasi proses dan
evaluasi produk. Evaluasi proses dilakukan oleh guru selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, sedangkan evaluasi produk merupakan evaluasi
pembelajaran yang dilakukan setelah kegiatan pembelajaran. Keduanya sama-sama
untuk menilai hasil belajar siswa tetapi untuk evaluasi proses lebih menekankan
pada prosesnya atau bagaimana siswa tersebut belajar. Sedangkan untuk evaluasi
produk lebih menekankan pada hasil akhir yang diperoleh.
Evaluasi pembelajaran dilakukan pada seluruh
aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Evaluasi pada aspek
kognitif meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan pengetahuan dan pemahan
peserta didik. Jadi kognitif disini lebih kepada teori yang telah dipahami oleh
siswa. Aspek afektif merupakan penilaian berdasarkan sikap siswa. Apakah siswa
tersebut senang dalam pembelajaran, tekun, dan bertanggung jawab terhadap
segala kegiatan pembelajaran. Sedangkan penilaian dari aspek psikomotor lebih
menekankan kepada keterampilan siswa. Keterampilan siswa dam melakukan sesuatu
yang berhubungan dengan pembelajaran.
Penilaian dapat dilakukan dengan tes maupun
nontes. Penilaian dengan tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan maupun tes
perbuatan. Tes tertulis dapat berupa pilihan ganda, matching, isian, maupun uraian singkat. Penilaian nontes dapat
berupa wawancara dan observasi. Wawancara dan observasi ini lebih menekankan
pada evaluasi proses sedangkan untuk yang penilaian tes lebih menekankan pada
evaluasi hasil.
Dari hasil berbagai evaluasi tersebut, baik dari
evaluasi proses maupun evaluasi hasil dapat diketahui prestasi hasil belajar siswa
yang telah dicapai. Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda. Setiap siswa
memiliki kelebihan dan kekurangan serta kecerdasan masing-masing, sehingga
dapat diketahui prestasi hasil belajar siswa dari hasil evaluasi tersebut. Syaiful
Bahri Djamarah (2005: 12) menyatakan bahwa:
ada
beberapa tingkatan keberhasilan dalam proses pembelajaran, yaitu (a) istimewa/
maksimal, apabila seluruh bahan materi pembelajaran dapat dikuasai peserta
didik; (b) baik sekali/ optimal, apabila sebagian besar (76% sampai dengan 99%)
bahan pelajaran dapat dikuasai peserta didik; (c) baik/ minimal, apabila bahan
pelajaran dikuasai anak didik hanya 66% sampai dengan 75% saja; dan (d) kurang,
apabila bahan pelajaran dikuasai anak kurang dari 60%.
Jadi, siswa dapat
dikatakan memiliki prestasi hasil belajar yang baik apabila menguasai minimal
75% dari bahan pelajaran yang disampaikan.
E. Komunikasi Guru dan Siswa dan Prestasi Hasil Belajar
Siswa
Komunikasi guru dan siswa merupakan kegiatan yang
terarah saling pengaruh-mempengaruhi sebagai ‘Dwitunggal’ untuk mencapai tujuan
pendidikan. Guru dalam menyampaikan
pembelajaran selalu menyisipkan norma-norma dan nilai-nilai agar siswa
menjadi berilmu dan juga beriman. Hubungan guru dan siswa berlandaskan sikap
saling saling percaya antara guru terhadap siswa dan siswa terhadap guru. Sikap
percaya siswa kepada guru inilah yang membuat siswa menghargai dan meniru apa
yang dilakukan guru.
Untuk menumbuhkan sikap saling percaya tersebut
diperlukan komunikasi yang baik antar keduanya. Dalam mengirim pesan, guru
dapat melakukannya dengan memberikan penjelasan atau pertanyaan. Menurut Wahid
Murni (2010: 88), “Penjelasan yang diberikan oleh guru dapat dikatakan
‘berhasil’ bila menimbulkan pengertian dalam diri siswa.” Dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa apabila hasil belajar siswa baik maka penjelasan yang diberikan
oleh guru adalah berhasil dan mudah dipahami siswa. Dan bila hasil belajar
siswa jelek maka mungkin penjelasan dari guru kurang dimengerti oleh siswa.
Sehingga bila siswa memperoleh hasil belajar yang jelek belum tentu itu
merupakan kesalahan siswa.
Penjelasan yang baik membimbing siswa untuk
memikirkan tentang teori-teori bahan pembelajaran, membantu siswa dalam
memecahkan masalah dalam pembelajaran, mengkomunikasikan gagasan kepada peserta
didik. Jadi penjelasan yang baik dapat mempermudah siswa dalam memahami materi
pembelajaran.
Selain memberikan penjelasan komunikasi dapat
dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang baik yang
diberikan kepada siswa akan mempermudah dalam mencapai tujuan yang dikehendaki.
Pertanyaan yang baik dan jelas tentu membuat siswa lebih tertarik untuk mecari
jawabannya daripada pertanyaan yang kurang jelas maksudnya yang hanya akan
semakin menambah siswa menjadi bingung.
Penjelasan dan pertanyaan yang baik sangat
membantu meningkatkan kualitas komunikasi guru dan siswa menjadi lebih baik
lagi. Komunikasi yang baik akan membuat siswa menjadi lebih antusias untuk
mengikuti pembelajaran dan membuat siswa untuk selalu merasa ingin tahu lebih
lanjut tentang apa yang dipelajari. Hal ini berarti komunikasi guru dan siswa
yang baik dapat meningkatkan partisipasi aktif dari siswa. Siswa tidak segan
untuk mengungkapkan apa yang menjadi kesulitannya dalam belajar. Apabila
partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat maka akan meningkatkan pula
prestasi hasil belajar siswa tersebut. Jadi dapat dikatakan apabila komunikasi
guru dan siswa itu baik maka akan semakin meningkatkan prestasi hasil belajar
siswa baik dari aspek kogniti, afekti, maupun psikomotor. Dan juga komunikasi
guru dan siswa itu dapat dikatakan baik apabila prestasi hasil belajar siswa
itu baik pula.
III. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penulisan makalah ini, dapat
penulis simpulkan bahwa komunikasi antara guru dan siswa sangat mempengaruhi
prestasi hasil belajar siswa. Guru dan siswa yang memiliki komunikasi yang baik
akan menciptakan suasana yang aman dan nyaman serta penuh kehangatan bagi siswa
maupun guru pada saat pembelajaran. Hal ini tentu akan membuat pembelajaran
semakin kondusif. Dalam komunikasi yang baik guru memerlukan keterampilan,
pengetahuan, dan seni untuk mengirimkan dan menerima pesan dengan baik. Dengan
ketrampilan, pengetahuan, dan seni yang dimiliki guru siswa dapat lebih
tertarik untuk memperhatikan pembelajaran.
Keterampilan, pengetahuan, dan seni tersebut yang
digunakan untuk menyampaikan pesan kepada siswa membuat siswa menjadi lebih
mudah memahami apa yang telah disampaikan oleh guru. Bila siswa mampu memahami
apa yang disampaikan oleh guru dan bila ada kesulitan siswa tidak canggung
untuk meminta bantuan guru maka hal itu tentu akan meningkatkan prestasi hasil
belajar siswa, baik itu kognitif, afektif, maupun psikomotor. Siswa juga
menjadi lebih semangat dan termotivasi untuk belajar. Apabila komunikasi guru dan
siswa itu baik maka akan semakin meningkatkan prestasi hasil belajar siswa baik
dari aspek kogniti, afekti, maupun psikomotor. Dan juga komunikasi guru dan
siswa itu dapat dikatakan baik apabila prestasi hasil belajar siswa itu baik
pula.
Post a Comment for "PENGARUH KOMUNIKASI GURU DAN SISWA TERHADAP PRESTASI HASIL BELAJAR SISWA"
Yuk tinggalkan jejak dengan berkomentar