PERKEMBANGAN PERS PADA ERA KOLONIAL
Jauh sebelum
proklamasi kemerdekaan, upaya mewujudkan kemerdekaan pers sudah dimulai. Pada
abad ke 19 tersebut sedikitnya 19 orang tokoh wartawan (1919-1920) seperti
Soewardi Soerjaningrat, Sarimin, dan Parada telah dibuang pemerintah kolonial.
Baca Juga
Tindakan lain
yang menghantui kehidupan pers pada zaman hindia-Belanda selain Persbredel Odonantie adalah Handfzazai Artikelen. Tindakan ini berupa
ancaman hukuman terhadap siapapun yang menyebarkan perasaan permusuhan terhadap
pemerintah Belanda dan kelompok penduduk.
Beberapa hari
setelah teks proklamasi dibacakan di kota dan pelosok terjadi perebutan
kekuasaan dalam berbagai bidang termasuk pers. Yang direbut terutama adalah
peralatan percetakan. Perebutan kekuasaan semacam ini terjadi di perusahaan
surat kabar milik Jepang yakni Soeara
Asia (Surabaya), Tjohaja
(Bandung) dan Sinar Baroe (Semarang). Tanggal 19 Agustus
1945 surat kabar tersebut telah terbit dengan berita sekitar kemerdekaan
Indonesia. Dalam surat kabar Siaran Istimewa,teks proklamasi dimuat secara
mencolok. Selain ini, ada beberapa berita penting seperti “Maklumat kepada Seluruh
Rakyat Indonesia “, “Republik Indonesia Sudah Berdiri”, “Pernyataan Indonesia
Merdeka”, ”Kata Pembukaan Undang-Undang Dasar”, dan lagu “Indonesia Raya”.
Pada bulan
September sampai akhir tahun 1945. Kondisi pers RI semakin kuat, yang ditandai
mulai beredarnya Soeara Merdeka (Bandung) dan Berita Indonesia (Jakarta).
Merdeka Independent, Indonesia News Bulletin, Warta Indonesia dan The Voice of Free Indonesia. Pada masa
itulah surat kabar dipakai sebagai alat untuk mempropaganda kemerdekaan
Indonesia. Sekalipun masih mendapat ancaman dari tentara Jepang, dengan penuh
keberanian mereka tetap menjalankan tugasnya. Pada masa clash pertama tahun 1947,
pers Indonesia terbagi dua golongan. Golongan pertama tetap bertugas di kota
yang diduduki Belanda. Golongan kedua mengungsi ke pedalaman yang dikuasai RI.
Golongsan pertama yang berada di wilayah musuh selalu dibayangi ancaman
pembredelan dan bersaing dengan Koran Belanda meski demikian, mereka tetap menerbithan
surat kabar yang bertulisan Republikein.
Post a Comment for "PERKEMBANGAN PERS PADA ERA KOLONIAL"
Yuk tinggalkan jejak dengan berkomentar