Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Pengorganisasian Informasi dalam Ingatan Manusia

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Abad 21 merupakan era dimana perkembangan informasi yang sangat cepat dengan adanya berbagai media digital yang telah tersedia. Pembelajaran abad 21 pun tidak seperti era sebelumnya yang hanya berpusat pada guru dan buku sebagai sumber belajar. Informasi pada abad 21 telah tersedia dimanapun dan kapanpun melalui jaringan internet dan teknologi digital.

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar merupakan proses mendapatkan pengetahuan,  keterampilan, nilai-nilai, pilihan, atau pemahaman-pemahaman yang baru yang melibatkan proses sintesis dari jenis informasi yang berbeda-beda. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar merupakan pengolahan informasi. Tidak ada proses belajar yang ideal untuk segala situasi dan cocok untuk semua siswa. Hal ini dikarenakan belajar sangat ditentukan oleh pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia. Untuk itu, snagat diperlukan bagi guru mengenai pemahaman pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia. Berdasarkan uraian tersebut penulis membuat makalah ini dengan judul “Pengorganisasian Informasi dalam Ingatan Manusia”.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini antara lain :
1.  Bagaimanakah pengorganisasian informasi dalam ingatan?
2.  Sifat informasi apa sajakah yang mudah diingat?
3.  Bagaimana agar ingatan kuat?
4.  Bagaimanakah aplikasi pengorganisasian informasi dalam pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar guru mengetahui tentang pengorganisasian informasi dalam ingatan dan penerapan pengorganisasian informasi dalam pembelajaran sehingga guru dapat memfasilitasi siswa dalam belajar dengan lebih baik.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengorganisasian Informasi dalam Ingatan
Informasi mencakup pengetahuan apapun yang terekam dalam buku, artikel majalah, film, video ataupun pengetahuan yang disampaikan secara lisan dalam suatu percakapan, ceramah, pidato, dan sebagainya. Dengan adanya pengorganisasian informasi, individu dapat terbantu untuk menyimpan, menorganisasi, dan mengungkapkan kembali informasi tersebut. Ada tiga struktur memori dalam pengorganisasian informasi yaitu:
1. Pencatatan penginderaan (Sensoric Memory)
Sensoric Memory merupakan ingatan sekilas atau sekelebat yang didapat melalui panca indera ini biasanya.
2. Penyimpanan Jangka Pendek (working memory)
Penyimpanan jangka pendek adalah setiap ingatan inderawi yang stimulusnya mendapat perhatian dari seseorang. Penyimpanan jangka pendek ini dapat bertahan relatif jauh lebih lama lagi, yaitu sekitar 20 detik.
3. Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)
Suatu proses penyimpanan informasi yang permanen. Memori jangka panjang ini berasal dari memori jangka pendek yang selalu diulang-ulang dan berkesan bagi individu sehingga informasi yang ia terima dapat bersifat permanen dan bila suatu saat ia butuhkan maka akan teringat lagi. Informasi yang sudah tersimpan di dalam penyipanan jangka panjang ini sulit untuk hilang, sehingga dapat diingat dengan mudah.
Ingatan terdiri dari struktur informasi yang terorganisasi dan proses penelusurannya bergerak secara hirarkhis, dari informasi yang paling umum dan inklusif ke informasi yang paling umum dan rinci, sampai informasi yang diinginkan diperoleh. Proses pengorganisasian informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval).
1.   Encoding
Encoding adalah proses pencatatan informasi sensoris diubah kedalam bentuk yang dapat diingat. Proses pengubahan informasi dapat terjadi dengan sengaja dan tidak sengaja.
Tidak sengaja, apabila hal-hal yang diterima oleh inderanya dimasukkan dengan tidak sengaja kedalam ingatannya. Contohnya pada anak-anak yang tidak sengaja menyimpan pengalamannya saat menangis keras-keras saat terjatuh dari sepeda.
Sengaja, saat seseorang dengan sengaja memasukkan pengalaman dan pengetahuan kedalam ingatannya. Contohnya siswa dengan sengaja memasukkan segala hal yang dipelajari di sekolah.
2.  Storage
Storage adalah proses penyimpanan informasi yang telah diproses dalam encoding. Sesuatu yang telah dipelajari disimpan dalam bentuk jejak-jejak dalam jiwa seseorang. Jejak ini untuk sementara disimpan dalam ingatan yang pada suatu waktu dapat ditimbulkan kembali, disebut sebagai memory traces. Tetapi tidak semua memory traces akan tetap tinggal dengan baik, karena pada suatu waktu memory traces dapat hilang, dalam hal ini orang mengalami kelupaan.
3.  Retrival
Retrival adalah proses mengingat kembali apa yang telah disimpan sebelumnya, dimana informasi yang telah tersimpan dikeluarkan kembali sesuai kebutuhan.
Cara lain untuk melihat proses berlangsungnya pengorganisasian informasi di dalam ialah adalah dengan melihat pengaruh kontek dalam memori. Informasi dikodekan dan disimpan dalam memori dapat dengan mudah dipengaruhi oleh konteks di mana informasi tersimpan. Misalnya, konteks verbal di mana kata kemacetan dikodekan seperti “selai strawberry” versus “kemacetan lalu lintas” akan menentukan jenis fitur dikodekan dalam memori. Konteks berfungsi untuk membantu mengatur fitur-fitur khusus untuk penempatan di memori.

B. Sifat informasi yang Mudah Diingat
Dari berbagai macam informasi yang tersedia, tidak semua informasi mudah diingat oleh manusia. Berikut adalah sifat informasi yang mudah diingat oleh manusia:
     1. Unik
Sesuatu yang unik akan menjadi informasi yang tidak umum dibandingkan dengan yang lain. Informasi yang unik akan mendapat perhatian lebih besar daripada yang lain sehingga mudah terregistrasi ke dalam ingatan.
     2.  Bermuatan Emosi
Peristiwa yang melibatkan perasaan dan emosi yang tinggi kapasitasnya dapat membuat sesorang mudah mengingatnya. Begitu besarnya sehingga bila bertemu kembali dengan kondisi yang serupa akan dapat ‘memanggil’ ulang ingatan tersebut. Contohnya ingatan masa kecil seringkali bermuatan emosi tinggi.
     3.  Kedetailan
Kedetailan akan memperjelas perbedaan informasi yang satu dengan yang lainnya. Kedetailan informasi dapat memperkuat ingatan manusia.

C. Cara agar Ingatan Kuat
Cara agar ingatan kuat untuk menyimpan informasi antara lain dengan :
1.  Imajinasi
Dengan imajinasi, individu bisa menyesuaikan dengan informasi yang ingin diingat. Imajinasi yang menunjang ingatan dibuat oleh individu itu sendiri secara bebas menyesuaikan prinsip-prinsip ingatan lain secara detail.
2.  Asosiasi Pikiran
Asosiasi pikiran yaitu menghubungkan antara informasi yang satu dengan informasi yang lain meskipun tidak ada hubungannya. Semakin sering individu menggunakan asosiasi semakin kuat ingatan tentang asosiasi tersebut dan begitu pula sebaliknya.
3.  Pengelompokan Informasi (Chunking)
Pengelompokkan informasi dilakukan karena kapasitas mengingat yang terbatas terutama memori jangka pendek. Mengelompokkan informasi ke dalam kapasitas yang lebih kecil memudahkan pikiran membagi perhatian dan memperkuatnya untuk dilanjutkan ke memori jangka panjang.
4.  Skema
Skema merupakan pengorganisasian informasi sehingga lebih mudah untuk diingat. Pengorganisasian dilakukan berdasarkan persamaan-persamaan karakteristik.
5.  Mengatur Jeda dalam Mengingat
Informasi yang mudah untuk diingat adalah informasi yang berada di awal atau di akhir. Besarnya informasi yang masuk ke dalam pikiran akan memungkinkan banyaknya informasi yang hilang. Waktu jeda 1-2 menit diperlukan untuk memberi waktu untuk menyerap informasi.
D. Aplikasi Pengorganisasian Informasi dalam Pembelajaran  
Pelajar aktif dipandang sebagai pengolahan informasi yang akan dipelajari, bukan hanya pasif mendaftarkan informasi. Pendekatan organisasi untuk belajar dan memori mengasumsikan untuk mengorganisir informasi ke dalam beberapa pola yang bermakna, dan merancang strategi, rencana dan merumuskan hipotesis tentang informasi yang dikodekan dan strored dalam memori. 
 Sesuatu yang sudah dipahami akan lebih mudah diingat siswa daripada sesuatu yang tidak dipahaminya. Contohnya, proses untuk mengingat bilangan 17.081.945 akan jauh lebih mudah daripada proses mengingat bilangan 51.408.791 karena bilangan pertama sudah dikenal para siswa, apalagi jika dikaitkan dengan hari kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 yang dapat ditulis menjadi 17–08–1945.
Hal-hal yang sudah terorganisir dengan baik akan jauh lebih mudah diingat siswa daripada hal-hal yang belum terorganisir. Contohnya, mengingat susunan bilangan 125, 64, 1, 9, dan 27 akan jauh lebih sulit daripada mengingat bilangan berikut yang sudah terorganisir dengan baik 1, 9, 27, 64, dan 125.
Sesuatu yang menarik perhatian siswa akan lebih mudah diingat daripada sesuatu yang tidak menarik hatinya. Pemutaran film animasi 3D yang menarik perhatian para siswa akan memungkinkan para siswa untuk duduk berjam-jam di depan layar dan jalan ceriteranya akan mampu mereka ingat dengan mudah. Namun suatu proses pembelajaran yang tidak menarik perhatian mereka dapat menjadi beban bagi siswa dan tentunya juga bagi para guru.
Fungsi guru agar informasi dapat terekam dengan baik oleh siswa yaitu merencanakan, mempersiapkan dan melengkapi perangsang yang penting untuk masukan simbolik (informasi verbal, kata-kata, angka-angka dan sebagainya) dan masukan referensial (objek dan peristiwa-peristiwa) yang akan membawa kepada konsep informasi yang cocok untuk membimbing siswa memanipulasikan proses konsep dan mempersiapkan umpan balik (feedback) dari sebuah latihan/ pembelajaran.
Hal esensial dari pembelajaran dalam pengorganisasian informasi dalam ingatan :
1.  Membimbing peserta didik dalam penerimaan stimulus
Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan berkaitan dengan memberikan bimbingan perhatian peserta didik terhadap penerimaan stimulus antara lain:
a.  Memberikan perhatian khusus terhadap siswa mengenai stimulus-stimulus yang akan dipilih siswa siswa/peserta didik akan lebih terkosentrasi pada stimulus yang telah ditentukan.
b.  Mengenali secara awal stimulus dengan kode-kode tertentu untuk memudahkan peserta didik dalam menerima informasi yang cermat dan lengkap.
2.  Memperlancar pengkodean
Ada dua rancangan yang berbeda yang dapat memudahkan pengkodean yaitu dengan memberikan pengisyaratan, elaborasi, dan cara titian ingatan sebagai pembantu untuk menyusun sandi atau kode-kode guna memudahkan dalam proses penyimpanan pada memori kerja peserta didik. Contohnya akronim untuk belajar asosiasi yang sifatnya sembarang.
3.  Memperlancar penyimpanan dan retrival
Suatu taktik atau siasat pengkodean sangat penting karena hal ini dapat meningkatkan kemampuan mengingat kembali pada waktu yang akan datang. Ini dapat ditujukan berupa: irama bunyi,sajak, kata-kata pokok, citra visual dan sebagainya, yang semuanya memberikan pengisyaratan untuk maksud retrival bagi peserta didik dalam proses belajar. Elaborasi berbasis pembelajaran dan peserta didik keduanya juga memberikan sumbangan yang besar dalam proses mengingat kembali terhadap informasi yang sudah tersimpan dalam memori menusia.

BAB III
SIMPULAN

Berdasarkan penyusunan makalah ini, maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:
1.   Proses pengorganisasian informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval).
2.   Sifat informasi yang mudah diingat oleh manusia yaitu informasi yang unik, bermuatan emosi, dan kedetailan.
3.   Cara agar ingatan kuat untuk menyimpan informasi antara lain dengan imajinasi, asosiasi pikiran, chunking, skema, dan memberi jeda untuk mengingat.
4.   Hal esensial dari pembelajaran dalam pengorganisasian informasi dalam ingatan  yaitu membimbing peserta didik dalam penerimaan stimulus, memperlancar pengkodean, dan memperlancar penyimpanan dan retrival.





Deena Setyowati
Deena Setyowati Just wanna write what I want to write . . .

Post a Comment for "Pengorganisasian Informasi dalam Ingatan Manusia"