Gemar Berperilaku Dermawan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam adalah suatu agama yang sangat menekankan agar
orang menginfakkan harta kekayaannya di jalan yang baik, dan mencela tabiat
kikir yang tidak mau mengulurkan tangan membantu orang lain. Oleh karena itu
islam sangat menghendaki agar para pemeluknya bersikap murah hati dan dermawan.
Dalam hal itu islam menganjurkan supaya sesama kaum muslimin berlomba-lomba
mengejar kebajikan, dan menjadikannya sebagai kegiatan utama dalam kehidupan
sehari-hari.
Setiap muslim wajib untuk hidup ekonomis dan membatasi
kepentingan sendiri untuk kepentingan orang lain. Ia harus rela dan ikhlas
orang lain turut menikmati karunia Allah SWT yang dilimpahkan kepadanya.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian dermawan?
2.
Bagai mana bunyi hadist tentang dermawan?
3.
Apa saja keutamaan dari sifat dermawan?
4.
Apa saja karakteristik sifat dermawan?
5.
Bagaimana contoh sifat dermawan dalam kehidupan
sehari-hari?
C. TUJUAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Pendidikan
Agama Islam. Selain itu makalah ini dibuat untuk memberikan pengetahuan
mengenai sifat Dermawan bagi para pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Sifat dermawan adalah sifat yang harus ditanamkan
dalam diri setiap muslim. Menurut kamus bahasa indonesia, dermawan
diartikan sebagai pemurah hati atau orang yang suka berderma (beramal dan
bersedekah). Menurut istilah dermawan bisa diartikan memberikan sebagian
harta yang dimilikinya untuk kepentingan orang lain yang membutuhkan dengan
senang hati tanpa keterpaksaan. Orang yang dermawan adalah orang yang senang
jika bisa membantu orang lain yang sedang ditimpa kesusahan. Dengan memiliki
sifat yang dermawan maka hidupnya akan lebih bahagia karena dengan
kedermawanannya maka akan melapangkan dadanya. Secara sosial orang yang
dermawan akan disenangi banyak orang, sehingga orang pun tidak enggan untuk
bergaul dengannya. Sedangkan kebalikannya adalah sifat tamak. Orang yang tamak
hidupnya selalu tidak tenang.
B.
Hadist Tentang Dermawan
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَال رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ
اِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُوْلُ اَحَدَهُمَا : اللهُمَّ اَعْطِ مُنْفِقًا
خَلَفًا وَيَقُوْلُ اْلآخَرُ اَللهُمَّ اَعْتِ
مُمْسِكًاتَلَفًا (متفق عليه)
Dari Abu Hurairah r.a. beliau berkata. Rasulullah SAW
bersabda: Tidak ada suatu hari pun yang dilewati oleh hamba-hamba Allah
pada setiap paginya melainkan dua Malaikat turun, lalu salah satu dari keduanya
berdo’a: Ya Allah berikanlah kepada orang yang suka berinfaq pengganti hartanya
itu. Dan yang satu lagi berdo’a: Ya Allah berikanlah kepada orang yang suka
menahan hartanya ( orang kikir ) itu kemusnahan.( Mutaffaq ‘alaih).
Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak
meriwayatkan hadist Nabi Shallallahu’alaihiwassalam. Tidak ada sahabat lain
yang menyamainya dari segi jumlah hafalannya.Ia meriwayatkan hadist tidak
kurang dari 5.374 hadist. Tiga ratus hadits disepakati oleh Bukhari dan Muslim
dan imam Al-Bukhari sendiri ditambah dengan 73 hadits.
Abu Hurairah memeluk Islam pada tahun 7 H yaitu tahun
terjadinya perang Khibar. Nama asli dari Abu Hurairah adalah Abdurrahman bin
Shakhr. Rasulullah sendirilah yang memberi julukan Abu Hurairah ketika beliau
sedang melihatnya membawa seekor kucing kecil. Julukan dari Rasulullah
Shallallahu’alaihiwassalam itu semata karena kecintaan beliau kepadanya.
Rasulullah berdo’a kepada Allah SWT agar Abu Hurairah
dianugerahi hafalan yang kuat dan Allah pun mengabulkan do’anya. Abu Hurairah
adalah sahabat yang paling banyak hafalannya.
Hadist di atas diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
yang kita ketahui bahwa sebagian besar dari hadist riwayat bukhari dan muslim
ini adalah shahih. Imam Bukhari telah menuntut ilmu hadits sejak usia sepuluh
tahun. Pada usia sebelas t ahun beliau telah mampu mengoreksi kesalahan para
syaikh. Beliau berkata, “ Aku menyusun di dalam kitab shahih-ku
kira-kira 600.000 riwayat hadits. Aku tidak akan mencatat sebuah hadits pun di
dalam kitab tersebut kecuali melakukan shalat dua rakaat terlebih dahulu.”
Sedangkan Imam Muslim melakukan rihlah untuk mencari ilmu
hadits di seluruh penjuru negeri. Menurut Al Khatib Al Baghdadi, Muslim
mengikuti jejak yang ditempuh oleh Imam Bukhari.
Orang-orang yang menginfakkan hartanya baik dalam
keadaan senang ataupun susah senantiasa memperoleh perhatian Allah SWT. Para
malaikat berdo’a memohon tambahan rezeki bagi mereka yang mau menafkahkan
hartanya. Sedangkan orang yang menimbun kekayaan selalu membayang-bayangkan
kehilangan hartanya. Padahal harta benda kelak tidak akan dibawa mati. Oleh
karena itu tidak mengherankan bila para malaikat berdo’a seperti itu. Allah pun
juga sudah berjanji apabila seseorang berdermawan/bersedekah, maka Allah SWT
akan menggantinya, seperti firman Allah yang tercantum dalam Al-Qur’an :
وَمَآاَنْفَقْتُمْ
مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يَخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ. (السباء
ـ 39)
Artinya :“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan
menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya” (Q.S
Saba’ : 39)
Jadi, barang
siapa yang mau berderma, maka Allah akan menggantinya. Dalam ayat lain juga
dijelaskan bahwa perumpamaan orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah
seperti sebuah biji yang tumbuh menjadi pohon yang bercabang tujuh dan pada
masing-masing cabang atau tangkainya itu tumbuh seratus biji. Dengan kata lain
harta yang dibelanjakan di jalan Allah akan dilipatgandakan sampai tujuh ratus
kali, bahkan sampai tak terhingga jika Allah menghendaki.
Hadits lain yang menerangkan bahwa Allah SWT akan
mengganti apa yang dia berikan kepada seorang muslim adalah sebagai berikut.
عَنْ عَبْدِ اللهِ ابْنِ عُمَرَ رَضِى اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ ص.م. : اَلْمُسلِمُ أَخُوالْمُسْلِمِ لاَيَظْلِمُهُ وَلاَيُسْلِمُهُ وَمَنْ
كَانَ فِى حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ
كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ.( رواه البخارى ومسلم وأبوداود والنسائ
والترمذى (وقال : حسن صحيح))
Artinya :“Abdullah Ibn Umar r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Seorang muslim adalah saudaranya muslim (yang lain), dia tidak menganiaya dan
menyerahkan saudaranya. Barang siapa memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah
memenuhi kebutuhannya. Barang siapa melepaskan dari seorang muslim satu
kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia niscaya Allah melepaskan dia dari
kesusahan-kesusahan hari kiamat. Dan barang siapa menutupi aib seorang muslim
niscaya Allah menutup aibnya di dunia dan di akhirat. Dan Allah selamanya
menolong hamba-Nya, selama hamba-Nya menolong saudaranya.” (Dikeluarkan
oleh Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i, dan Tirmidzi)
عَن ابْن عُمَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : أَنَّ رَسُوْلُ اللهِ ص.م. قَالَ
وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ وَذَكَرَ الصَّدَقَةَ وَالتَّعَفَّفُ وَالْمَسْئَلَةَ :
اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفَلَى فَالْيَدُ لْعُلْيَا هِىَ
الْمُنْفِقَةُ وَالسُّفْلَى هِىَ السَّائِلَةُ (رواه البخارى ومسلم)
Artinya :Dari Ibnu Umar r.a. berkata: bahwa Rasulullah
SAW bersabda sedangkan dia berada di atas mimbar dan menyebut sedekah dan
meminta-minta, maka Nabi bersabda: Tangan yang di atas lebih baik daripada
tangan yang di bawah, tangan yang di atas itu yang memberi dan tangan yang di
bawah itu yang meminta. (H.R Bukhari
Muslim).
Ibnu Umar dilahirkan tidak lama setelah Nabi diutus.
Umurnya 10 tahun ketika ikut masuk Islam bersama ayahnya. Kemudian mendahului
ayahnya ia hijrah ke Madinah. Pada saat perang Uhud ia masih terlalu kecil
untuk ikut perang. Dan Rasulullah saw tidak mengizinkannya. Tetapi setelah
selesai perang Uhud ia banyak mengikuti peperangan, seperti perang Qadisiyah,
Yarmuk, Penaklukan Afrika, Mesir dan Persia, serta penyerbuan basrah dan
Madain.
Az-Zuhri tidak pernah meninggalkan pendapat Ibnu Umar
untuk beralih kepada pendapat orang lain.
Imam Malik dan az-Zuhri berkata:” Sungguh, tak ada
satupun dari urusan Rasulullah dan para sahabatnya yang tersembunyi bagi Ibnu
Umar”.
Ia meriwayatkan hadits dari Abu Bakar, Umar, Utsman,
Sayyidah Aisyah, saudari kandungnya Hafshah dan Abdullah bin Mas’ud. Yang
meriwayatkan dari Ibnu Umar banyak sekali, diantaranya Sa’id bin al-Musayyab,
al Hasan al Basri, Ibnu Syihab az-Zuhri, Ibnu Sirin, Nafi’, Mujahid, Thawus dan
Ikrimah.
Ia wafat pada tahun 73 H. ada yang mengatakan bahwa
Al-Hajjaj menyusupkan seorang kerumahnya yang lalu membunuhnya. Dikatakan
mula-mula diracun kemudian di tombak dan di rejam. Pendapat lain mengatakan
bahwa ibnu Umar meninggal secara wajar.
Sabda Nabi di atas secara mudah dapat di pahami bahwa
orang yang memberikan suatu manfaat bagi orang lain lebih utama daripada orang
yang menerima manfaat dari orang lain. Di dalam kaidah ushuliah dikatakan
bahwa kebajikan yang bersifat sosial itu lebih utama daripada kebajikan yang
bersifat individual. Sangatlah jelas orang yang dermawan merupakan kebajikan
yang bersifat sosial, sehingga dalam kehidupan bermasyarakat akan damai,
bahagia, dan harta yang disedekahkan akan mendapat ganti yang berlipat ganda
dari-Nya.
Bersedekah atau berderma mendapatkan posisi yang
tinggi di dalam Al-Qur’an, yaitu surat Al-Baqarah ayat 177 Artinya: Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan)
hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang
benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.
Ayat di atas membuktikan bahwa bersedekah atau
berderma mendapat posisi tinggi dalam ajaran islam. Setelah beriman kepada
Allah SWT dan seterusnya, selanjutnya adalah memberikan harta yang dicintainya,
baru di seru untuk melaksanakan shalat. Dan itulah orang-orang yang benar dan
bertaqwa.
Islam adalah agama yang sangat menganjurkan kepada
manusia untuk memiliki kepedulian terhadap sesama, terutama orang sedang
membutuhkan bantuan. Sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi
orang lain, seperti yang tertera pada sebuah hadis :
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Artinya:“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang
lainnya”
C.
KEUTAMAAN DERMAWAN
Dermawan memiliki beberapa keutamaan, seperti:
Ø Menyelamatkan seseorang dari kekufuran
Sifat dermawan dapat menghindarkan seseorang dari
kekufuran, karena dengan sifat dermawan akan melatih seseorang untuk tidak
kufur nikmat atau dapat dikatakan sombong dengan apa yang telah ia miliki. Ia
akan selalu berfikir dan bersyukur dengan apa yang ia miliki semua adalah
pemberian dari Allah SWT dan didalam sebagian hartanya ada hak-hak orang lain
yang haris diberikan. Ketika kedermawanan itu kita wujudkan dalam bentuk uluran
tangan mengentaskan saudara-saudara kita dari kemiskinan, sebagaimana pernah
dikhawatirkan oleh Baginda Rasulullah Muhammad SAW bahwa “Kemiskinan
lebih dekat dengan kekufuran”.
Ø Akan diberi kemudahan dari segala persoalan
hidup yang dihadapinya
Ø Membersihkan dan mensucikan
Ø Dapat mencegah murka Allah,
Semua orang pasti ingin hidup berkecukupan atau bahkan
kaya. Namun, banyak yang keliru duga, ia mengira bahwa perbuatan kikir akan
mangantarkannya menjadi seorang yang kaya raya. Padahal, itu logika setan
saja. ''Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kalian dengan kemiskinan dan
menyuruh berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan
karunia-Nya kepada kalian. Dan Allah mahaluas (karunia-Nya) lagi maha
mengetahui.''(QS.Al-Baqarah [2]: 268).
Ø Dapat menghapus dosa dan diselamatkan dari api neraka.
Sabda Rasulullah saw dalam
hadits riwayat Ibnu Abbas ra:
تَجَافَوْا عَنْ ذَنْبِ السَّخِيِّ فَاِنَّ اللهَ آخِذٌ بِيَدِهِ كُلَّمَا
عَثَرَ
Menyingkirlah
kamu sekalian dari dosa orang yang dermawan, karena sesungguhnya Allah akan
membimbing tangannya setiap kali dia jatuh.
Ø Mendapatkan pahala yang berlipat ganda
Dalam hadis lain Rasulullah SAW bersabda, ''Harta
tidak akan berkurang dengan disedekahkan, dan Imam An-Nawawi menjelaskan,
bahwa hadis ini mengandung dua pengertian. Pertama, sedekah itu diberkahi (di
dunia) dan karenanya ia terhindar dari kemudharatan. Dan kedua, pahalanya tidak
akan berkurang di akhirat, bahkan dilipatgandakan hingga kelipatan yang banyak.
Hadits yang diriwayatkan oleh Muttafaq 'alaih juga
menjelaskan : Nabi SAW bersabda : "Sesungguhnya Allah itu Maha
Pemurah. Dia mencintai kemurahan. Dan mencintai akhlak mulia serta
membenci akhlak yang buruk."
D.
KARAKTERISTIK DERMAWAN
v Memberi tanpa mengharapkan imbalan
Seseorang yang benar-benar dermawan tidak akan pernah
mengharapkan sedikitpun imbalan setelah dia membantu orang lain. Entanh itu
dengan harta atau dengan hal-hal lain yang dibutuhkan oleh orang lain. Orang
tersebut akan memberikan bantuan dengan hati yang ikhlas, walaupun
bantuan yang ia berikan hanya sedikit.
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir ; seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bai siapa yang dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha mengetahui”. (QS. Al-Baqoroh : 261)
v Tidak mengharapkan pujian (Riya’)
Seseorang yang dermawan ketika menyumbang, mereka
tidak perlu di sebut-sebut jumlah sumbangannya, agar dipuji oleh orang
lain karena kebaikan yang telah ia lakukan kepada orang lain yang membutuhkan
bantuan.
Bahkan jika ingin memberikan bantuan, seseorang yang
dermawan akan memberikan bantuan apapun tanpa ada seseorang yang menetahuinya.
Ia hanya berkeyakinan bahwa apapun yang ia lakukan untuk membantu orang lain
hanyalah mengharap Ridho dari Allah SWT.
v memiliki perhatian besar terhadap orang yang menderita
seseorang yang dermawan selalu memiliki kepekaan
terhadap orang-orang yang benar-benar membutuhkan bantuan. Baik itu dari
lahiriah ataupun batiniah. Ia akan memberikan perhatian dan membantu tanpa
harus ada yang menyuruh, karena hatinya secara otomatis akan tergerak untuk
membantu.
v Jika kebetulan tidak dapat membantu maka
haruslah menolak dengan halis dan meminta maaf karena tidak dapat
membantunya.
Allah mencintai seseorang yang sopan dan dapat
menghargai orang lain. Ketika kita tidak dapat membantu orang lain maka kita
dapat menolaknya dengan halus tanpa harus menyakiti hati orang yang meminta
bantuan, sehingga orang tersebut dapat mengerti dan memahami mengapa kita tidak
dapat memberikan bantuan
v Dengan meyakini bahwa harta yang kita miliki pada
hakikatnya bukan milik kita, maka akan membuat kita ringan saat mengeluarkan
dan mambelanjakannya di jalan yang diridhai Alla
E.
CONTOH DERMAWAN
Diriwayatkan bahwa Aisyah tatkala dapat kiriman uang
dari Muawiyah sebanyak seratus delapan puluh ribu dirham, ia membagi-bagikannya
kepada masyarakat. Pada sore harinya Aisyah berkata kepada pembantu
perempuannya: Coba sediakan saya makan. Lalu pembantu itu datang membawa roti
dan minyak. Aisyah berkata kepadanya: Aku tidak dapat memberimu uang satu
dirham untuk membeli daging buat besok pagi. Pembantu itu itu berkata: Kalaulah
ibu menyuruh saya mengambilnya, akan saya lakukan.
Allah SWT telah berfirman -yg artinya- “Sesungguhnya
manusia diciptakan bersifat haluu’a (keluh kesah lagi kikir). Apabila ia
ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat
kikir. Kecuali, orang-orang yang mengerjakan salat. Yang mereka itu tetap
mengerjakan salatnya. Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian
tertentu. Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai
apa-apa (yang tidak mau meminta).” (QS. Al-Ma’aarij: 19-25).
BAB III
PENUTUP
Dermawan merupakan salah satu sifat
terpuji yang harus dimiliki oleh seorang mukmin, karena dermawan adalah
perbuatan yang mencerminkan hubungan antar manusia yang baik
(Hablumminannas), tetapi tidak mengesampingkan hubungannya dengan Allah
(Hablumminallah). Kedermawanan mengajarkan seseorang akan arti sebuah
keikhlasan dan kepedulian terhadap orang lain yang membutuhkan bantuan.
Kedermawanan
merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melatih seseorang dalam
mengatur harta yang dimiliki dengan menyisihkan hartanya dan memberikannya
kepada orang lain yang benar-benar membutuhkan. Sifat dermawan yang dimiliki
seseorang akan membantu mengurangi kesenjangan yang ada, antara si kaya dan si
miskin. Karena didalam perbuatan dermawan yang dilakukan tidak hanya memberikan
seseatu yang dimiliki secara ikhlas tetapi juga adanya hubunagn atau
silaturahmi yang baik antara penderma dan yang menerimanya.
Post a Comment for "Gemar Berperilaku Dermawan"
Yuk tinggalkan jejak dengan berkomentar