Puisi Bara
Setiap hari aku lihat dirinya lewat di samping rumahku. Mengenakan seragam
putih abu-abu, dengan langkah seribu menuju ke sekolah untuk menuntut ilmu. Wajahnya
seperti tak asing bagiku. Ternyata dia Lily, sahabatku waktu SD dulu. Kini dia
terlihat begitu anggun dan semakin menggetarkan hatiku.
Setiap hari kukirimkan puisi indah walau tanpa nama. Tetapi sepertinya dia
mulai mengenaliku dari bahasa-bahasa puisi yang kukirimkan. Suatu hari aku
beranikan diri untuk menyapanya, “Lily, kamu Lily kan? Ini aku Bara.”
“Iya, Bara gimana kabarnya?” tanya Lily padaku.
“Baik, ayo mampir dulu, hujannya makin deras lho,” pintaku pada Lily. Saat
aku mengambil minuman dia menemukan buku catatan kecilku waktu SD di atas meja
teras.
“Maaf Lily, selama ini akulah yang mengirimi kamu puisi-puisi itu. Bahkan
yang mengirimimu puisi-puisi waktu SD itu juga aku,” kataku pada Lily.
“Aku tau kok, kalau ternyata my sceret admirerku selama ini adalah kamu,
gimana ngga tau tulisan puisi darimu walau tanpa nama tulisannya sama dengan
tulisan catatanmu yang aku pinjam dulu, bahasanya pun juga ngga jauh beda, dan
sampai sekarang puisi-puisi itu masih kusimpan,” katanya sambil tersenyum.
maaf jika komentar saya tidak ada hubungannya dengan post.
ReplyDeletesaya hanya ingin memberitahukan bahwa blog sobat saya kasih award. silahkan di cek di blog saya.:)
selamat !
mksh :)
Delete